Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belgia, Si Daenerys Targaryen Benua Biru

Kompas.com - 14/08/2013, 10:22 WIB
Lariza Oky Adisty

Penulis

KOMPAS.com - Dalam saga A Song of Ice and Fire karya George RR Martin, penduduk Benua Westeros disibukkan dengan perebutan Iron Throne atau penguasa tertinggi kerajaan fiktif tersebut. Sejumlah trah seperti Lannister, Stark dan Baratheon berpartisipasi dalam perebutan  tahta dengan sejumlah kepentingan di dalamnya.

Sedikit yang sadar, di benua seberang Westeros, yaitu Essos, seorang perempuan belia bernama Daenerys Targaryen tengah menghimpun kekuatannya. Diam-diam dia menunggu waktu menyeberang ke Westeros dengan harapan merebut kekuasaan dan duduk di tahta besi di ibu kota King's Landing.

Gambaran itu mungkin paling tepat menggambarkan situasi jelang Piala Dunia 2014. Kurang lebih satu tahun jelang perhelatan akbar tersebut, mata para mayoritas pencinta sepak bola masih tertuju ke kekuatan-kekuatan 'tradisional' sepak bola seperti Spanyol, Jerman, hingga Brasil si tuan rumah. Mungkin tak banyak yang memperhitungkan sebuah negara yang bisa saja menjadi ancaman kalau mereka bisa lolos dari babak kualifikasi: Belgia.

Luputnya Belgia mungkin terasa wajar. Seperti trah Targaryen yang nyaris punah dalam semesta rekaan Martin, Belgia terakhir mengukir prestasi hampir 27 tahun lalu. Itu pun hanya sebagai juara keempat Piala Dunia. Selebihnya, skuad Diables Rouges hanya dianggap sebagai penggembira di ajang-ajang turnamen besar.

Piala Dunia 2014 mungkin bisa menjadi perubahan bagi Belgia. Penyebabnya, tentu karena kini mereka dipenuhi sejumlah pemain potensial. Tim asuhan Marc Wilmots ini pun beruntung, sebab hampir sebagian pemainnya berkarier di liga-liga besar Eropa, terutama Premier League.

Eden Hazard, Kevin de Bruyne dan Romelu Lukaku bermain untuk Chelsea. Marouane Fellaini dan Kevin Mirallas merumput di Everton. Jam Verthongen dan Nasser Chadli membela Totteham Hotspur. Sementara Simon Mignolet baru saja ditahbiskan sebagai kiper Liverpool menggeser Pepe Reina, dan Vincent Kompany kian mapan di Manchester City. Adapun Christian Benteke kini masih dipercaya Aston Villa. Bukan hanya di Liga Inggris, Belgia juga menyumbangkan pemain-pemainnya di liga lain. Dalam skuad Belgia melawan Perancis pada laga uji coba Rabu (14/8) malam ini waktu setempat, tercatat tiga nama pemain Bundesliga, dua pemain Eredivisie, serta masing-masing satu dari La Liga dan Serie-A.

Indikasi Belgia menjadi ancaman sebenarnya mulai terlihat di babak kualifikasi Piala Dunia. Mereka kini memuncaki Grup A di bawah Kroasia yang di atas kertas lebih diunggulkan. Mereka pun sudah memenangkan lima pertandingan tahun 2013 ini. Pengalaman pemain-pemain di liga Eropa, serta hasil positif yang diraih sejauh ini tentu akan menjadi modal berharga jelang laga uji coba melawan Perancis itu.

Skuad Belgia saat ini mungkin memiliki kemiripan dengan skuad Perancis saat menjuarai Piala Dunia 1998 silam. Kedua tim sama-sama sarat dengan pemain keturunan imigran. Menilik kondisi negara Belgia, hal ini sebetulnya tak mengherankan. Berdasarkan data di situs Migrationinformation.org, selama tiga dekade terakhir negara asal komik Tintin ini menjadi salah satu negara tujuan kaum migran. Tahun 2011, tercatat negara ini memiliki 1.119.256 populasi asing dari tak kurang dari 10 juta penduduk. Selain itu, berkat kebijakan National Code yang diterapkan sejak tahun 1984 proses naturalisasi jadi mudah. Sejak penerapan udang-udang itu, lebih dari 800.000 pendatang menjadi warga negara Belgia.

Di Antwerp dan Brussel, dua kota terbesar Belgia, data demografi penduduk menunjukkan keragaman yang dimiliki Belgia. di Antwerp, nyaris 38 persen penduduknya merupakan warga keturunan sementara di Brussel terdapat 62 persen penduduk merupakan keturunan asing, dan 31 persen warga negara asing. Integrasi di Belgia memungkinkan tim nasional mereka menemukan bakat-bakat di luar 'benih asli' negara tersebut, seperti Lukaku, Fellaini dan Kompany.

Hal lain yang patut diperhatikan dari skuad Belgia saat ini adalah mereka didominasi pemain muda. Fellaini, Mignolet dan Jan Verthongen masing-masing baru berusia 25 dan 26, usia yang dianggap usia emas pesepak bola. Toby Alderweild berusia 24. Hazard dan De Bruyne masih berusia 22 sementara Lukaku baru menginjak umur 20.

Namun yang paling sensasional mungkin Zakaria Bakkali.  Pemain PSV Eindhoven keturunan Maroko ini masih berusia 17 tahun, namun ia sudah menyejarkan diri dengan Pele dan Alessandro del Piero sebagai pemain yang mencetak hattrick di bawah usia 18 berkat hattrick-nya ke gawang NEC. Jika ia terus tampil maksimal, bukan tak mungkin ia akan jadi pemain andalan Belgia untuk jangka waktu yang lama.

Prospek Belgia ini mungkin terdengar menjanjikan untuk berkiprah di Piala Dunia 2014, atau bahkan membuat kejutan. Namun salah besar jika kita melupakan kekuatan-kekuatan tradisional sepak bola lain. Brasil, Spanyol, Jerman, Argentina hingga Italia tentu sudah melakukan persiapan masing-masing demi unjuk gigi. Apalagi mereka sudah lebih berpengalaman mengatasi tekanan di turnamen besar sekelas Piala Dunia.

Dengan usia yang masih belia, Hazard cs. juga masih membutuhkan lebih banyak tempaan mental dan jam terbang. Jika tak kuat dengan tekanan atau tak punya cukup pengalaman, bisa-bisa mereka justru diterkam tim lain yang sudah lebih siap secara materi dan mental.  

Dalam perjalanannya menuju Westeros, Daenerys Targaryen, gadis belia berambut perak itu didampingi tiga ekor naga. Namun itu tak berarti ia bisa merebut tahta dengan mudah. Trah Lannister, Baratheon, bahkan Stark bisa menjegal ambisinya. Ancaman serupa membayangi  sekumpulan pemain muda itu. Salah langkah, mereka bisa terjegal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com