Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia dan (Mimpi) Piala Dunia

Kompas.com - 13/07/2010, 13:55 WIB

KOMPAS.com — Piala Dunia 2010 sudah berakhir. Perhelatan sepak bola terakbar di muka bumi ini melahirkan juara dunia baru setelah Spanyol mengalahkan Belanda 1-0 di Stadion Soccer City, Johannesburg, Minggu (11/7/2010), lewat gol tunggal Andres Iniesta.

Ini adalah kali pertama dalam sejarah sepak bolanya, "El Matador" mengangkat trofi paling bergengsi tersebut. Para jugador "La Furia Roja" berhasil mengawinkan dua gelar, setelah pada tahun 2008 mereka juga menjadi juara Piala Eropa.

Adapun bagi Belanda, kegagalan ini menyisakan luka yang tentu saja sangat menyakitkan. Bagaimana tidak, "The Flying Dutchmen" sudah menyimpan asa untuk mengakhiri paceklik gelar pada Piala Dunia, setelah kegagalannya pada final tahun 1974 dan 1978.

Bayang-bayang menjadi juara secara perlahan mengarah ke titik kenyataan seusai mereka menyingkirkan Brasil 3-2 pada perempat final, lalu menaklukkan Uruguay 3-2 di semifinal. Sayang, di partai puncak, "Oranje" tak mampu mengatasi gaya bermain tiki-taka milik Spanyol.

Memang, final ini menyisakan dua kisah yang bertolak belakang karena sang juara akan berpesta, dan yang kalah pasti meratapi kegagalannya. Namun, hal terpenting dari pertandingan yang dihelat selama satu bulan di Afrika Selatan ini adalah banyaknya pelajaran dan pengalaman yang bisa ditimba oleh semua insan sepak bola di seluruh dunia, termasuk Indonesia bahwa semua orang harus memiliki mimpi dan itu (mimpi) pasti bisa diwujudkan jika dibarengi kerja keras, kesabaran, konsistensi, dan keyakinan untuk bisa melaksanakannya.

Ya, Spanyol telah membuktikan hal tersebut. Dalam kurun waktu dua tahun, mereka sukses meraih dua gelar yang sudah diimpikan sejak berpuluh-puluh tahun, yaitu Piala Eropa dan Piala Dunia. Ketika jadi juara Eropa 2008, "El Matador" mengakhiri penantiannya selama 44 tahun, setelah meraihnya pada 1964. Kemudian, tahun ini "La Furia Roja" mewujudkan mimpinya selama 76 tahun, sejak pertama kali tampil pada Piala Dunia 1934.

"Sekarang kami juara, sangat sulit mengatakannya. Ini perasaan yang luar biasa saat menggenggam piala itu. Ini seperti mimpi menjadi nyata, terutama bisa menjuarai dua turnamen. Ini adalah hasil yang kami terima atas kerja keras kami selama ini," ujar gelandang Spanyol, Xavi Hernandez, seperti dilansir AFP.

Iniesta, yang menjadi penentu kesuksesan Spanyol, juga mengungkapkan hal serupa. Gelandang Barcelona, yang juga terpilih sebagai Pemain Terbaik pada partai final ini mengatakan, Spanyol pantas menjadi juara karena tim tampil solid selama turnamen.

"Saya belum percaya. Saya mempunyai kesempatan untuk mencetak gol penting bagi tim. Ini sangat luar biasa," ujar Iniesta.

"Ini sebuah kontribusi kecil di pertandingan yang sangat ketat dan keras. Dengan semua hal yang terjadi di lapangan, kami pantas mendapatkannya. Kami merasa bangga terhadap semua anggota tim, dari yang pertama sampai terakhir," tambahnya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com