KOMPAS.com - Klub kasta ketiga Italia, Pescara, tiba-tiba muncul dalam keriuhan European Super League. Si Lumba-lumba bercanda.
Kontestan Serie C 2023-2024, Pescara, ikut berkomentar soal kegaduhan yang muncul terkait European Super League.
Seperti diketahui, Mahkamah Eropa yakni CJEU (Court of Justice of the European Union), mengeluarkan sebuah putusan pada Kamis (21/12/2023), yang menyatakan FIFA dan UEFA telah melanggar hukum dengan melarang pemain serta klub mengikuti European Super League.
Putusan itu seperti angin segar bagi European Super League.
"Kami memenangi hak untuk berkompetisi," tutur Bernd Reichart, Bos A22, perusahaan manajemen olahraga yang menyokong pembentukan European Super League.
European Super League merupakan proyek ambisius yang dipelopori oleh 12 klub elite Eropa. Deklarasi pembentukan kompetisi anyar dilakukan pada 19 April 2021 silam.
Namun, hanya dalam waktu sekitar 48 jam, klub-klub penggagas yang mencakup big six Premier League, Atletico Madrid, AC Milan, serta Inter Milan ramai-ramai mundur karena tekanan besar suporter.
Baca juga: Presiden UEFA soal European Super League: Sepak Bola Tidak untuk Diperjualbelikan!
European Super League lalu sempat hanya menyisakan Juventus, Barcelona, dan Real Madrid, sebelum kemudian klub yang disebut pertama memutuskan cabut pada Juni 2023 ini.
Penentangan kembali disampaikan oleh klub-klub elite Premier League, sebagai respons atas putusan Mahkamah Eropa untuk European Super League Kamis (21/12/2023) kemarin.
Raksasa Liga Inggris semodel Man United, Man City, Tottenham, dan Chelsea kompak menyatakan sikap setia kepada UEFA dan menolak keberadaan Liga Super Eropa.
Premier League pun tak sejalan dengan European Super League yang menawarkan format kompetisi anyar berisikan 64 tim dalam tiga divisi, yakni Star, Gold, dan Blue.
Penolakan kepada European Super League juga datang dari klub-klub seperti Bayern Muenchen, Borussia Dortmund, PSG, Atletico Madrid, dan AS Roma
Baca juga: Daftar Tim yang Menolak European Super League, Ada Manchester United dan Bayern
Dalam keriuhan penolakan itu, tiba-tiba muncul klub kasta ketiga Italia beralias I Delfini (Si Lumba-lumba), yakni Pescara.
“Pescara Calcio menegaskan bahwa dikarenakan belum menerima undangan ke Super League, maka klub tidak akan memberikan pernyataan apa pun mengenai masalah tersebut,” demikian status Pescara di media sosial X.
Pescara yang bercanda itu seperti menjadi sebuah hiburan di tengah keriuhan European Super League.
Klub semacam Pescara ini yang dicemaskan akan kian tergerus andai proyek Super League jalan terus.
Klub-klub di luar para elite pun membentuk asosiasi bernama The Union of European Clubs. Asosiasi tersebut didukung oleh Presiden LaLiga, Javier Tebas, yang dikenal tegas menentang European Super League.
“Super League adalah manuver para elite yang bertujuan memusatkan kekuasaan dan keuntungan finansial di tangan segelintir klub, sehingga mengabaikan asas kepantasan,” kata Javier Tebas, dikutip dari The Athletic.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.