KOMPAS.com - Gelandang Persebaya Rizky Dwiyan mendapatkan musibah cedera di bagian tulang belakang saat menjalani latihan di Lapangan Thor, Senin (14/8/2023) lalu.
Musibah ini datang dengan cara yang tidak diduga. Ia mendapatkan cedera saat berusaha menyundul bola dengan gerakan seperti biasa dan normal.
Pada saat itu, bola di luar jangkauan sundulannya. Begitu mendarat, ia langsung tersungkur memegangi punggungnya dan menunjukkan ekspresi kesakitan yang luar biasa.
Pemain bernomor punggung 22 tersebut kemudian langsung dilarikan ke Rumah Sakit Premier Surabaya. Setelah menjalani MRI, dia harus menjalani perawatan di ICU.
Baca juga: Faktor Pembeda yang Bawa Persebaya Menang Pertama di Kandang
Dari hasil diagnosis dokter tim, ia mengalami cedera tulang belakang, shock spinal cord injury.
CEO Persebaya, Azrul Ananda, manajemen dan sejumlah pemain datang ke rumah sakit untuk memberikan suntikan semangat kepadanya.
"Saya yakin Risky Dwiyan bisa melewati kondisi ini dengan baik, pulih 100 persen. Dia atlet, masih muda, kondisi kesehatan semuanya bagus. Kami di Persebaya akan memberikan perawatan terbaik untuk Risky," kata Azrul Ananda dilansir dari laman resmi klub.
"Apa yang dialami Risky menjadi pengingat bagi kita semua, risiko yang dihadapi para atlet khususnya sepak bola, sangat besar. Mereka juga mempertaruhkan keselamatannya di lapangan," lanjutnya.
Saat ini, Risky Dwiyan hanya boleh terbaring di rumah sakit dan kondisinya terus dipantau untuk memastikan perawatan terbaik
Baca juga: Piala Dunia U17 2023: GBT Siap Jadi Tuan Rumah, Harapan Persebaya Tetap Berkandang di Surabaya
Persebaya juga minta perawatan dokter spesialis saraf dan sejumlah dokter spesialis lainnya di Rumah Sakit Premier di dampingi dokter tim Persebaya.
Sementara itu, dokter tim Persebaya, dr Ahmad Ridhoi, mengungkapkan sempat ada opsi untuk naik meja operasi. Sebab saat menjalani perawatan di IGD, ada penurunan indera peraba pada tangan dan kaki.
"Senin malam itu, sampai ada opsi operasi karena saat terjadi penurunan kinerja indera, ada risiko yang cukup berat," ujar dr Ahmad Ridhoi.
"Namun, beberapa jam kemudian, setelah observasi dan pemberian obat oleh dokter saraf, respons tangan Risky membaik, operasi diputuskan tidak perlu dilakukan. Ia harus menjalani observasi ketat di ruang ICU," ujarnya.
Kabar baiknya kondisi pemain kelahiran April 1990 tersebut semakin stabil. Kinerja saraf indera di kaki dan tangan membaik dari sebelumnya.
"Dia masih akan menjalani observasi ketat di ICU untuk memastikan proses penyembuhan semaksimal mungkin," kata dr Ahmad Ridhoi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.