KOMPAS.com - Pengalaman buruk Tragedi Stadion Kanjuruhan tak membuat Nur Saguwanto kapok datang ke stadion untuk mendukung Arema FC.
Antusiasme mendukung tim kebanggaan tak berkurang meskipun hampir kehilangan nyawanya.
“Insyallah saya mau nonton lagi,” ujar penggemar John Alfarizi tersebut tanpa ragu.
Dia mendapatkan banyak luka saat tragedi Kanjuruhan. Pergelangan kaki kiri cedera, lalu sekujur tubuh terdapat banyak luka bakar dan lebam dan mata yang memerah.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan Jadi Ajang Sosialisasi Kembali UU Keolahragaan
Luka-luka tersebut didapatkan karena terinjak-injak setelah pingsan di tengah tribune Gate 13.
Ia pingsan karena menghirup gas air mata yang tak lama ditembakkan. Setelah itu ia tidak tahu lagi apa yang terjadi.
Bahkan ada salah satu luka di bagian dada yang membentuk tas selempang yang dikenakan. lantaran ada tekanan yang luar biasa yang sampai meninggalkan bekas.
Namun ia tidak tahu bagaimana luka tersebut bisa terjadi. Ia sangat beruntung karena ada orang yang menyelamatkannya di tengah kekalutan yang terjadi.
“Saya pikir awalnya itu flare, ternyata gas air mata. Mata saya rasanya perih dan dada saya terasa sesak. Setelah itu saya pingsan dan sadar-sadar saya sudah berada di RSUD Kanjuruhan,” ujar Aremania asal Kepanjen tersebut.
“Saat saya pingsan, saya terinjak-injak. Soalnya di bagian dada ini ada bekas bentuk tas pinggang saya,” imbuhnya.
Selain luka lebam dan lecet, Nur Saguwanto juga mengalami pendarahan pada bagian matanya yang menyebabkan bola matanya berwarna merah.
Baca juga: TGIPF Simpulkan 5 Kesalahan PT LIB dalam Tragedi Kanjuruhan
Ia menceritakan sebelum pingsan, matanya sangat perih karena gas air mata. Saat sadar juga masih merasakan perih dan penglihatan sempat buram.
Berdasarkan analisis dokter, ada sisa-sisa substansi gas air mata yang masih tertinggal sehingga menciptakan pendarahan.
Beruntungnya penglihatan membaik, hanya saja warna merah pada bola matanya membuatnya merasa kurang nyaman.
“Alhamdulillah penglihatan saya normal, baik saat di rumah sakit, maupun sampai sekarang,” ujarnya.