PALEMBANG, KOMPAS.com - Para pemain Sriwijaya FC dan Bali United mengenakan pita himta di lengan. Ini merupakan bentuk duka cita atas bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Duel dua tim tersebut tersaji di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (6/10/2018), pada pekan ke-24 Liga 1 2018.
Selain itu, pita tersebut juga untuk mengenang tewasnya suporter Persija Jakarta, Haringga Sirla. Dia menjadi korban pengeroyokan oknum suporter Persib Bandung menjelang duel klub itu melawan Persija di Gelora Bandung Lautan Api, Minggu (23/9/2018). Diharapkan kasus itu tak ada lagi dalam sepak bola di Tanah Air.
Sebelum bertanding, kedua tim serta para penonton dan suporter Sriwijaya FC menyempatkan untuk mengheningkan cipta.
“Untuk mendoakan sudara kita di Palu, Donggala serta suporter Persija yang tewas kemarin, marilah kita mnegheningkan cipta dan mendoakan mereka,” kata Security Officer Sriwijaya FC AKBP Syaril Musa sebelum pertandingan.
Sementara itu, Match Commisioner, Baktiansyah menjelaskan, penggunaan pita hitam juga sebagai wujud persaudaraan dan rasa empati dari seluruh pemain sepak bola.
“Jadi sebagai wujud empati kami, sekaligus mendoakan semua yang terkena musibah,” ujarnya.
“Ini juga bentuk duka cita kami, sekaligus berdoa agar sepak bola Indonesia menemukan titik balik yang positif setelah libur, termasuk bagi kedua tim, Sriwijaya FC dan Bali United,” katanya.
Bagi kedua tim, ini menjadi laga perdana setelah Liga 1 sempat dihentikan sementara akibat tragedi tewasnya Haringga.