Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menerawang Celah Monopoli Hak Siar TSC 2016

Kompas.com - 18/07/2016, 16:33 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Kemunculan operator Torabika Soccer Championship, PT Gelora Trisula Semesta (GTS) di ranah sepak bola Indonesia, sedikit menumbuhkan optimisme bagi masyarakat dan pelaku sepak bola.

Sejumlah siasat untuk memodernkan sepak bola dan menjunjung profesionalitas mulai ditanamkan guna mengubah citra negatif tentang sepak bola Indonesia. Penyusunan jadwal pertandingan yang teratur menjadi segelintir sistem yang patut diapresiasi.

Namun, ada satu situasi yang tampaknya sulit untuk diubah, yakni pembagian hak siar yang cenderung tak merata. Pada TSC 2016, klub besar nan mapan selevel Persib Bandung, selalu mendapat porsi siaran yang lebih menguntungkan.

Dalam jadwal pertandingan TSC 2016, mayoritas pertandingan Persib selalu berada pada akhir pekan dan 'disimpan' jam prime time (pukul 19.00 - 21.00 WIB). Hampir seluruh pertandingan Persib pun disiarkan secara langsung.

Dari laga putaran pertama yang dilakoni Persib, hanya satu pertandingan yang disiarkan di luar jam prime time yakni saat Persib bertemu dengan Perseru Serui, yang dijadwalkan dimulai pukul 14.00 WIB.

Porsi serupa juga didapat oleh Arema Cronus. Pada TSC 2016, jadwal pertandingan dan siaran langsung menjadi variabel penting yang akan berkontribusi terhadap pendapatan klub. Semakin sering disiarkan, semakin besar pula peluang untuk mendapat additional revenue bagi klub yang mengacu pada dua variabel, yakni prestasi dan rating televisi dengan koefisen fifty-fifty.

Direktur Kompetisi dan Regulasi PT GTS, Ratu Tisha Destria, membantah jika jentik monopoli hak siar sudah terbentuk di ranah sepak bola Indonesia.

"Jangan dibilang monopoli, itu tidak bisa. Kita tidak mau juga mengembangkan liga kita seperti Spanyol, harus seimbang antara pertumbuhan industri kita dengan competitive advantage, daya saing dan tumbuh kembang klub," ujar Tisha saat ditemui di Bandung beberapa waktu lalu.

Tisha menilai, pembagian keuntungan tambahan klub tak hanya didapat dari hak siar, melainkan dari prestasi klub itu sendiri.

"Kita harus siap melihat jangan dari sudut pandang itu saja, tapi yang lain. Artinya bahwa klub lain harus belajar sesuatu jika ada komposisi yang demikian," ucapnya.

"Karena komposisi itu tidak diambil hanya semata gara-gara TV, tapi gara-gara (prestasi) klub. Ini pertemuan antara kebutuhan, kepentingan dari klub, operator dan efisiensi jadwal," lanjutnya.

Mengingat sepak bola sudah menjadi industri, efisiensi biaya produksi televisi merupakan salah satu variabel yang tak luput dari perhitungan bisnis.

"Makanya kenapa ada kebutuhan kepentingan dari segi komersil ini harus bertemu dengan kesiapan klub bagaimana mengimbangi agar klub lain bisa terus seperti ini. Ini tidak ada kaitannya dengan monopoli, jadwal disusun sedemikian rupa sehingga bisa efektif, efisien dari segi produksi TV," paparnya.

Dia optimistis jika kondisi industri sepak bola Indonesia saat ini tak akan membentuk jurang kesenjangan antara klub mapan dan semenjana.

"Kalau memang ada yang kurang mari diperbaiki. Jangan melihat ini kesenjangan tapi salah satu aspek keolahragaan adalah menerima kekalahan dan menghargai kemenangan, berbesar hati untuk ke depan lebih baik," tuturnya.

Menurut Tisha, PT GTS telah membentuk komite komersial yang berisi para pemilik klub sebagai wadah 'curhat' bagi para tim untuk bertukar ilmu tentang sistem manajerial klub.

"Dalam PT GTS ada komite komersial, isinya dari klub jadi hal begitu didiskusikan, seperti apa hal pengembangan klub development, setelah Agustus, kami bertemu membahas yang lebih teknis," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Indonesia
Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Timnas Indonesia
Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Reaksi Media Korsel: 'Magis Shin Tae-yong' dan 'Tragedi di Doha'

Reaksi Media Korsel: "Magis Shin Tae-yong" dan "Tragedi di Doha"

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Menangi Adu Penalti, Ernando Ari Pun 'Menari'...

Timnas U23 Indonesia Menangi Adu Penalti, Ernando Ari Pun "Menari"...

Timnas Indonesia
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23: Mental Baja, Saatnya Mimpi Lebih Tinggi

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23: Mental Baja, Saatnya Mimpi Lebih Tinggi

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com