Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepak Bola, Premier League, dan PHK

Kompas.com - 01/08/2015, 16:00 WIB
Anju Christian

Penulis

KOMPAS.com - Ekspektasi tinggi dipikul para manajer klub Premier League. Tak jarang, mereka harus menerima surat pemecatan karena dianggap tak memenuhi harapan atau tak sejalan dengan kebijakan klub.

Tony Pulis menjadi salah satu korban paling tragis. Ia sukses menyelamatkan Crystal Palace dari zona degradasi pada Premier League 2013-2014. Tak sampai tiga bulan, ia justru didepak karena tak sepaham dengan direksi soal kebijakan transfer pemain.

Suksesor Polis, Neil Warnock, juga bernasib nahas. Lantaran performa buruk tim, ia dipecat hanya selang 122 hari setelah penunjukan sebagai manajer. Inilah masa jabatan paling singkat untuk manajer Premier League musim lalu.

Palace memang bisa dibilang gemar mengganti manajer. Bila menghitung manajer interim, The Eagles melakukan empat kali pergantian.

Kebijakan Palace sejatinya tak asing di kasta teratas Inggris. Tercatat, sembilan klub Premier League mengalami peralihan kursi manajer pada 2014-2015. Empat di antaranya terjadi pada akhir musim.

JUSTIN TALLIS/AFP Tony Pulis ketika menangani Crystal Palace pada musim 2013-14.

Tuntutan prestasi instan

Fenomena ini sempat dikritik oleh Manajer Arsenal, Arsene Wenger. Ia menilai, seorang manajer perlu diberi waktu untuk membentuk stabilitas di dalam tim.

"Saat jadi perbincangan publik, kami ditawari pekerjaan. Kalau direktur atau manajer tak senang, kami bisa kehilangan pekerjaan. Padahal, stabilitas lebih penting," ucap Wenger pada Mei 2014, ketika Tottenham Hotspur memecat Tim Sherwood.

Senada dengan Wenger, Sir Alex Ferguson turut mengkritik Manchester City saat Roberto Mancini didepak setelah musim 2012-2013 berakhir. Menurut Ferguson, koleganya tak pantas disingkirkan karena berjasa membangun kekuatan The Citizens hingga meraih trofi Premier League dan Piala FA.

"Apa yang terjadi di Manchester City tidak akan dialami David (Moyes)," kata Ferguson seolah menjamin nasib suksesornya di Manchester United.

Faktanya, Moyes mengalami nasib serupa. Masa baktinya di Old Trafford cuma 295 hari. Ia digantikan oleh Ryan Giggs sebagai manajer sementara pada 22 April 2014.

PAUL ELLIS/AFP David Moyes menjabat sebagai Manajer Manchester United selama 295 hari.

Tak ada kursi manajer yang aman di Premier League. Bisa dilhat dalam 20 tahun terakhir. Terjadi rata-rata 10 persen pergantian manajer setiap musim sejak Premier League 1995-96. Bila ditotal, ada 215 manajer kehilangan jabatannya.

Sepak bola paling "sadis"

Catatan tersebut seolah menegaskan, ada risiko PHK (pemutusan hubungan kerja) cukup besar dalam sepak bola. Coba tengok kompetisi paling bergengsi untuk olahraga basket, hoki, baseball dan american football. Persentase pergantian manajer atau pelatih untuk empat olahraga tersebut masih lebih rendah.

National Basketball Association (NBA) dan National Hockey League (NHL) cuma mengalami pergantian arsitek kisaran 30 persen dalam dua dekade terakhir. Sedangkan catatan peralihan di Major League Baseball (MLB) dan National Football League (NFL) tak sampai 25 persen.

Apa yang terjadi di Premier League serupa dengan tiga liga sepak bola lain di Eropa, yaitu Bundesliga, Serie A, dan La Liga. Premier League menempati posisi tiga menilik angka pergantian manajer dalam dua musim terakhir.

Serie-A menjadi liga yang paling rentan dengan catatan 39 pergantian pelatih dalam dua musim terakhir. Premier League setara dengan La Liga dengan 37 peralihan. Sedangkan Bundesliga paling aman karena cuma mengalami 31 pergantian sejak 2013-2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Juventus Vs AC Milan, Tidak Ada Pemenang

Juventus Vs AC Milan, Tidak Ada Pemenang

Liga Italia
Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Badminton
Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Liga Inggris
Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Motogp
Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Liga Inggris
Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Badminton
Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Timnas Indonesia
Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Liga Inggris
Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Motogp
Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Badminton
Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com