Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragika Keindahan Messi

Kompas.com - 09/07/2015, 18:43 WIB

Oleh: Sindhunata

JAKARTA, KOMPAS- Sebelum Argentina gagal merebut gelar juara Piala Amerika, publik bola tak kurang kata-kata untuk memuji Lionel Messi. Menjelang final Liga Champions 2015, di mana Juventus berhadapan dengan Barcelona, Gianluigi Buffon menyebut Messi, si striker Argentina yang jadi andalan Barcelona, makhluk angkasa luar yang turun ke bumi.

"Messi adalah alien, yang membaktikan dirinya bermain dengan manusia," kata Buffon, kiper dan kapten Juventus itu. Buffon hanya bisa berharap, dalam pertandingan final itu, semoga Messi tidak lagi turun dari langit, tetapi "datang dari bumi, dan menjadi biasa seperti kami semua ini."

Ketakutan Buffon dan kawan-kawannya beralasan. Betapa fantastis aksi Messi, waktu ia dan kawan-kawannya menumpas Athletic Bilbao dan membawa Barcelona juara Piala Raja tahun ini. Empat pemain belakang Athletic dikecohnya. Bola tak mau lepas dari belaian kakinya. Gawang Athletic pun akhirnya jebol oleh bola Messi, yang amat sensasional itu.

Buat Barcelona, Messi seakan mempunyai hakikat yang absolut. "Leo adalah pemain dari dimensi yang lain. Permainannya khas dan tidak bisa ditiru. Ia melakukan sesuatu yang kelihatan sangat gampang baginya, padahal tak ada orang yang bisa melakukannya. Memiliki dia adalah jaminan keberhasilan," kata Andres Iniesta.

Dan, jika dalam bola ada kebenaran, kebenaran bola seakan sepenuhnya ada pada Messi. Maka kata Gerard Pique, "Jika inspirasi datang padanya, tak seorang pun bisa menahannya. Tak ada sistem, tak ada pelatih yang bisa menyetopnya."

Benar, Messi tak bisa ditahan oleh pelatih mana pun. Termasuk Pep Guardiola yang dulu pernah membesarkannya. Guardiola tahu segala tentang Messi. Tetapi, ketika Bayern Muenchen harus menghadapi dia di Liga Champions, Guardiola juga tidak mempunyai formula bagaimana ia bisa menahan Messi. Messi membuat Bayern babak belur dan tersingkir dari liga bergengsi itu.

Maka tulis koran Spanyol, Marca, "Bahkan, Pep pun tak bisa menahannya." Dan, Guardiola, pelatih Bayern Muenchen itu, mengakuinya. "Sudah lama kami berjalan dan mempersiapkan diri, dan tiba-tiba Messi datang," katanya.

Memang Messi tiba-tiba datang menghancurkan impian Guardiola yang telah demikian gemilang mengasah Bayern. Guardiola telah mengasuh anak, yang kemudian mempermalukannya.

Setelah kepergian Guardiola, Messi sempat melewatkan masa yang kurang bahagia ketika Barca dilatih oleh Luis Enrique. Messi bukanlah pribadi yang dengan sendirinya mudah. Guardiola yang lama mengasuhnya pun kerap mengalami kesulitan dengannya.

Suasana latihan sangat bergantung pada suasana hati Messi. Kalau Messi riang, pemain-pemain lain ikut riang berlatih. Maka Guardiola sering pula bertanya, bagaimana keadaan hati Messi, beres atau tidak.

Untung waktu itu ada Jose Manuel Pinto, kiper cadangan, pandai mengambil hati Messi dan membuatnya riang gembira, hingga tim pun ikut lega gembira. Sayang, Barca pun melepas Pinto ke dalam masa pensiunnya. Ini tentu membuat Messi makin bersedih hati.

Syukurlah Luis Enrique bisa segera mengatasi krisis Messi. Messi kembali memperoleh kegembiraan bermain bola dan menjadi makin matang. Messi tidak lagi menjadi pemain egois. Ia melayani Neymar dan Suarez sehingga bersama dia Barca mempunyai tridente, tiga ujung tombak maut dan paling ditakuti kesebelasan lain selama musim kompetisi lalu.

Dengan kematangan itu, Messi bersama Argentina pergi ke Piala Amerika di Cile. "Sekarang saatnya kami membawa pulang trofi Piala Amerika ke Argentina," kata Messi optimistis.

Memang akhirnya Messi bersama Argentina sampai di final melawan tuan rumah Cile. "Ganamos, ganamos, kita menang, kita menang," begitu teriakan memenuhi Estadio Nacional, Santiago. Sayang pekik kemenangan itu bukan dari Argentina, tetapi dari Cile, yang menjungkirkan Messi dan kawan-kawannya lewat adu penalti, 4-1.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Piala Asia U23 2024: STY Tak Terbebani Olimpiade, Mau Cetak Sejarah

Piala Asia U23 2024: STY Tak Terbebani Olimpiade, Mau Cetak Sejarah

Timnas Indonesia
Hasil MotoGP Spanyol 2024: Bagnaia Hattrick Menang di Jerez, Marquez Kedua

Hasil MotoGP Spanyol 2024: Bagnaia Hattrick Menang di Jerez, Marquez Kedua

Motogp
Prediksi Susunan Pemain Timnas U23 Indonesia Vs Uzbekistan, Tanpa Struick

Prediksi Susunan Pemain Timnas U23 Indonesia Vs Uzbekistan, Tanpa Struick

Timnas Indonesia
Hasil Inter Vs Torino: Diwarnai Kartu Merah, Calhanoglu Bawa Nerazzurri Menang

Hasil Inter Vs Torino: Diwarnai Kartu Merah, Calhanoglu Bawa Nerazzurri Menang

Liga Italia
Pemain Uzbekistan: Indonesia Tim Kuat, Jalan Laga Akan Ketat

Pemain Uzbekistan: Indonesia Tim Kuat, Jalan Laga Akan Ketat

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Uzbekistan, Tekad Witan dan Pelajaran Piala AFF 2022

Indonesia Vs Uzbekistan, Tekad Witan dan Pelajaran Piala AFF 2022

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik 'Gila' Uzbekistan

Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik "Gila" Uzbekistan

Timnas Indonesia
Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Liga Indonesia
Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Timnas Indonesia
Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Timnas Indonesia
3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Timnas Indonesia
Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Timnas Indonesia
Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com