Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SEA Games, dari Pesta hingga Air Mata Garuda (1)

Kompas.com - 09/12/2013, 09:21 WIB
Ary Wibowo

Penulis

KOMPAS.com — "Terima kasih Ribut, terima kasih Bertje, terima kasih PSSI," begitulah gemuruh yang terdengar di Stadion Senayan, 20 September 1987.

Malam itu, di tengah Ibu Kota Jakarta, puluhan ribu suporter Indonesia berpesta dan bersukacita setelah timnas senior Indonesia sukses meraih emas pertama sepak bola di kancah Asia Tenggara.

Ini adalah kali pertama Indonesia berbicara dalam cabang sepak bola SEA Games sejak melakoni pertandingan perdana pada 1977. Saat itu, Indonesia memang sanggup menembus babak semifinal, tetapi gagal mendapatkan medali perunggu karena didiskualifikasi saat melawan Myanmar.

Dua tahun berselang Indonesia didaulat menjadi tuan rumah. Skuad Garuda yang ketika itu bertabur pemain bintang, seperti Ronny Pattinasarani, Rully Nere, Iswadi Idris, sukses melaju ke partai final. Namun, apa mau dikata, di hadapan puluhan ribu pendukungnya sendiri, para pemain Indonesia harus rela melihat penggawa Malaysia-lah yang berdiri di podium kemenangan.

Kekalahan menyakitkan itu cukup membekas di benak para pemain Indonesia. Setelah berjuang, berlatih keras dan menunggu selama enam perhelatan SEA Games, para penggawa timnas Indonesia akhirnya berkesempatan membalas kekalahan dari Malaysia dengan disaksikan kembali oleh ratusan juta pendukung sepak bola di Jakarta.

"Tanpa emas di bola, kejuaraan umum kita belum lengkap," kata Ronny Pattinasarani sehari setelah pertandingan final melawan Malaysia di SEA Games 1987. Harapan itu pun menjadi kenyataan. Menit ke-91, menyisir dari sayap kanan dengan ditempel satu bek Malaysia, Ribut Waidi menggiring bola dengan lincah.

Lepas dari kawalan, pemain lincah berambut ikal itu kemudian melepaskan tembakan mendatar ke gawang Malaysia. Gol! Sontak histeria 120.000 pendukung yang memadati Stadion Senayan serta jutaan penonton televisi nasional tumpah ruah. Kali ini, giliran Garuda yang berpesta dan Malaysia merana.

Setelah raihan emas itu, bisa dibilang, sepak bola Indonesia tengah berada dalam masa keemasannya. Sederet nama-nama besar, seperti Ronny Paslah, Iswadi Idris, Herry Kiswanto, Ronny Pattinasarani, Hery Kiswanto, Ricky Yacobi, dan sebagainya mampu membesarkan Indonesia sebagai "Macan Asia Tenggara".

Prestasi pun berlanjut pada 1991. Kali ini giliran Widodo Cahyono Putro dan kawan-kawan yang sukses menorehkan tinta emas. Dengan diarsiteki oleh pelatih bertangan dingin, Anatoli Fyodorovich Polosin, Indonesia mampu mempersembahkan emas kedua setelah mengalahkan Thailand 4-3 lewat adu penalti di Rizal Memorial Stadium, Manila pada 4 Desember.

Akan tetapi, setelah emas terakhir di Manila, prestasi sepak bola Indonesia di SEA Games seakan tenggelam. Stadion Gelora Bung Karno pun menjadi lembah air mata karena 22 anak bangsa tak lagi berpesta. Di mana-mana terlihat mata fans Garuda menetes basah karena tak kunjung lagi menjadi juara.

Sejak 1991, raihan terbaik Indonesia hanya mampu meraih medali perak pada SEA Games 1999 di Brunei dan 2011 di Jakarta. Kini, pada ajang SEA Games 2013 di Myanmar, ratusan juta masyarakat pun akan kembali menyaksikan apakah Garuda Muda bisa kembali berpesta atau meneruskan duka sepak bola.

Rekaman perjalanan timnas Indonesia di SEA Games

1977, Kuala Lumpur, Malaysia

Indonesia pertama kali mengirimkan kontingen sepak bola di ajang SEA Games ini. Sebelumnya, saat turnamen itu bernama South East Asean Penisular (SEAP) Games, Indonesia tidak pernah mengirimkan wakil untuk cabang sepak bola.

Akan tetapi, Indonesia gagal berbicara banyak dalam keikutsertaan pertamanya. Bahkan, sempat terjadi kericuhan di semifinal saat melawan Thailand pada Jumat, 25 November 1977.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Klok Lihat Marselino Kerja Keras untuk Negara, Sesalkan Warganet yang Asal Bicara

Klok Lihat Marselino Kerja Keras untuk Negara, Sesalkan Warganet yang Asal Bicara

Liga Indonesia
Hasil dan Klasemen Liga Italia: Roma Vs Juventus 1-1, Milan Imbang

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Roma Vs Juventus 1-1, Milan Imbang

Liga Italia
Hasil Roma Vs Juventus 1-1: Bremer Selamatkan Bianconeri

Hasil Roma Vs Juventus 1-1: Bremer Selamatkan Bianconeri

Liga Italia
Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Liga Italia
Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Liga Inggris
Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Sports
Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Badminton
Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Liga Inggris
Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Badminton
Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Badminton
Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Timnas Indonesia
Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Badminton
Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Badminton
Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Badminton
Alasan Staf Kemenpora Bocorkan Diskusi dengan Mancini soal Marselino dkk

Alasan Staf Kemenpora Bocorkan Diskusi dengan Mancini soal Marselino dkk

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com