Tim lawan melakukan penetrasi di sisi kanan pertahanan Garuda. Sebuah tembakan keras dilepaskan dan bola muntah hasil tepisan Ernando dapat dikubur oleh Osama Rashid.
Menurut Dex Glenniza dari Box2Box Football Podcast, gol tersebut tak dianulir VAR karena rentetan kejadian yang tidak langsung berbuah gol.
"Protokol VAR cuma berlaku untuk empat kejadian ini: gol, penalti, kartu merah langsung, & mistaken identity," cuitnya di X dan juga kepada Kompas.com.
"Insiden (yang seharusnya) offside tadi tidak langsung hasilkan gol Irak, tapi bolanya ke mana-mana dulu, meski golnya gak jauh dari kejadian tsb."
"Itu bakalan jadi offside andaikan kejadiannya langsung berbuah gol."
Menurutnya, ini seperti loop hole alias celah di peraturan VAR. "Bukan masalah berapa lama kejadiannya, melainkan rangkaian kejadiannya," ujarnya.
4. Pertama Kalinya Timnas Indonesia Kalah dalam Laga Perdana di Piala Asia
Kekalahan kontra Irak ini menjadi kali pertama dalam empat kesempatan partisipasi di Piala Asia, Garuda kalah pada laga pembuka.
Indonesia bermain imbang 2-2 dengan Kuwait pada debut Merah Putih di turnamen pada Piala Asia 1996. Garuda lalu bertemu lawan sama empat tahun kemudian di mana mereka bermain 0-0.
Hasil-hasil lebih impresif datang pada Piala Asia 2004 dan 2007 di mana mereka memulai turnamen dengan kemenangan 2-1 lawan Qatar di Beijing pada turnamen 2004 sebelum mengalahkan Bahrain 2-1 di Gelora Bung Karno pada edisi 2007.
5. Ketenangan di lini pertahanan
Ketenangan di lini pertahanan jadi salah satu perhatian tim SPORTY Kompas.com saat melakukan preview bagi pertandingan pembuka ini.
Terlihat, Garuda beberapa kali kelimpungan di lini belakang pada beberapa laga internasional terakhir, terutama ketika bermain menghadapi Irak di Basra dan saat melawan Filipina di Manila.
Kendati sudah lebih baik ketimbang kekalahan 1-5 di markas irak pada laga kualifikasi Piala Dunia 2026, kali ini ketidak tenangan lini belakang masih terlihat.
Kedua gol pertama Irak terjadi karena lini pertahanan Garuda yang jauh dari tenang dalam mengamankan si kulit bundar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.