"Mereka bertanya ke Radja bagimana mengatasi tekanan," ujarnya.
Baca juga: Arkhan Kaka, Anak Muda yang Bantu Tulis Sejarah Timnas Indonesia
"Tipsnya yang mereka dapatkan adalah 'kalian hiraukan. Tidak usah baca yang kalian tidak suka'."
Kemudian, anak-anak bilang bahwa apa yang menimpa mereka di turnamen sebagia bagian dari proses pendewasaan.
"Itu jawaban mereka. Namanya juga sepak bola ada yang suka dan tidak suka. Kami memahami ekspektasi publik yang sangat besar," lanjutnya.
"Ini kan pertama ada timnas yang bisa main di Piala Dunia walau hanya level U17."
"Mereka juga terhibur dengan gol pertama yang dicetak timnas di Piala Dunia," lanjut pria asal Gorontalo tersebut.
Tim psikolog pun tetap bekerja untuk memantay perubahan sedikitpun dari perilaku para pemain dan senantiasa mengukur tingkat kecemasan setiap personel asuhan Bima Sakti.
"Hasil 1-1 menjadi penyemangat mereka karena perkiraan banyak orang mereka akan kalah," ujarnya.
"Hasil itu menjadi modal. Apalagi, kalau lihat peringkat kedua negara di level senior jauh sekali."
Timnas Ekuador memang menduduki posisi ke-36 di ranking FIFA. Sementara, Indonesia ada di peringkat ke-145.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.