Sehingga coach, Indra menilai suntikan mental dari tim psikolog menjadi satu detail penting yang diperlukan oleh pemain Indonesia agar mampu menjaga kekompakan dan motivasi juara dalam situasi apapun.
Menaklukkan Vietnam di semifinal dengan 10 pemain melalui gol penentu di menit akhir injury time, dan menghancurkan Thailand di laga final melalui babak tambahan 2x15 menit adalah buktinya.
Dua hal ini - keberlanjutan pemain dan mentalitas juara - pada akhirnya menjadi kunci meraih emas sepakbola SEA Games kali ini dan akan menjadi fondasi yang bagus bagi sepakbola Indonesia untuk menggapai prestasi yang lebih mengkilap lagi dalam beberapa tahun kedepan.
Pada 2016 hingga 2018, Indonesia pernah dilatih Luis Milla yang sukses melatih timnas Spanyol U-21 menjadi juara Eropa.
Terlihat kemampuan mengolah bola, umpan, memotong permainan lawan dan kerjasama antarpemain meningkat pesat, dan timnas Indonesia sering mendominasi penguasaan bola ala timnas Spanyol, bahkan ketika bermain melawan tim-tim yang lebih kuat.
Permainan timnas Indonesia waktu itu cantik, namun mentalitas ngotot untuk menjadi juara serta fisik yang prima belum terlalu terlihat, sehingga target juara SEA Games 2017 maupun menjadi semifinalis Asian Games 2018 di Jakarta gagal dicapai.
Meski demikian, permainan cantik timnas Indonesia besutan Luis Milla membuatnya dikenang sebagai pelatih yang mampu meraih simpati masyarakat Indonesia.
Luis Milla saat ini melatih Persib Bandung, yang merupakan suatu keuntungan tersendiri bagi persepakbolaan Indonesia, karena makin banyak pemain maupun anggota tim pelatih yang bisa belajar ilmu sepakbola darinya.
Baru pada era pelatih timnas senior, U-22, U-20 saat ini, yakni Shin Tae-yong (STY), permainan timnas mengombinasikan permainan cantik nan bertenaga dengan fisik yang prima, sehingga selalu seru untuk dilihat.
Terlihat tidak ada rasa takut ketika bertanding dengan tim-tim yang berperingkat FIFA lebih tinggi seperti Yordania, Kuwait, Irak, Uzbekistan, Curacao, Burundi, Lebanon di level senior maupun U-20.
Kuwait, Curacao, Burundi sudah mampu dikalahkan timnas Indonesia senior. Di level U-20, Uzbekistan - yang kemudian menjadi juara Piala Asia U-20 2023 - mampu ditahan imbang oleh Garuda Muda di babak grup, sedangkan Libanon dan Suriah juga sudah ditaklukkan.
Maka tak heran jika pada era STY, timnas senior mampu menjadi finalis Piala AFF dengan permainan yang sangat menjanjikan dan membanggakan, demikian juga mampu meraih tiket ke putaran final Piala Asia 2023 yang akan diadakan di Qatar awal 2024.
Timnas U-20 juga mampu lolos otomatis ke Piala Asia 2023 sebagai salah satu juara grup, termasuk mengalahkan Vietnam.
Banyak pemain muda dan senior yang makin menonjol di bawah asuhan coach STY seperti Asnawi, Egy, Witan, Rahmad Irianto, Marc Klok, Elkan Baggots, Jordi Amat, Rizky Ridho, Ilham Rio, Marselino Ferdinan, Nadeo Argawinata, Pratama Arhan, Yakob dan Yance Sayuri, Alfeandra Dewangga, dan Ricky Kambuaya.
Meski demikian, mentalitas pemain Indonesia yang ciut ketika berhadapan dengan Vietnam dan Thailand masih suka muncul, sehingga permainan menjadi tidak berkembang dan ujungnya kalah.
Hal ini sempat dikeluhkan coach STY, padahal kemampuan teknis timnas Indonesia tidaklah ketinggalan dibandingkan dengan dua negara tetangga tersebut.
Namun dengan timnas U-22 besutan coach Indra Safri menjadi juara SEA Games, mudah-mudahan persoalan mentalitas rendah diri para pemain timnas Indonesia sudah terpecahkan, dan berubah menjadi mentalitas juara.
Pelatih top terakhir, tidak lain adalah coach Indra, spesialis juara di kelompok umur Asia Tenggara, yakni Piala AFF U-19 tahun 2013, dan Piala AFF U-22 tahun 2019, dan terakhir U-22 SEA Games 2023.
Khusus di SEA Games 2023 ini, timnas U-22 yang sebelumnya ditangani coach STY diserahkan kepada coach Indra karena SEA Games ini awalnya berdekatan dengan Piala Dunia U-20 di mana Indonesia U-20 besutan coach STY akan ikut putaran final sebagai tuan rumah, namun belakangan batal.
Singkat cerita, selain berprestasi di level Asia Tenggara, pada masa kepelatihan coach Indra di dekade 2010-an, Korea Selatan U-19 pun mampu dibabat 3-2 tahun 2013, Uni Emirat Arab U-19 juga ditaklukkan 1-0 pada 2018.