MALANG, KOMPAS.com - Pemilik saham mayoritas PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI), Iwan Budianto, bertemu dengan perwakilan suporter Arema FC pada Jumat (3/3/2023) siang.
Dalam pertemuan di kantor Arema FC tersebut, Iwan Budianto berdialog dari hati ke hati bersama dengan Aremania.
Kesempatan ini pun digunakan para perwakilan Aremania untuk mengeluarkan isi hati dan beban pikiran masing-masing.
Salah satu bahasan yang diangkat Aremania adalah soal keputusan Iwan Budianto yang bertahan bersama Arema FC.
Ia memutuskan tetap berada di balik layar saat Arema FC terguncang dihantam tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.
“Kami bertanya, apakah Mas Iwan masih temenan (bersungguh-sungguh) di Arema FC?,” ujar M. Zainuddin Yusrin, Aremania asal Dinoyo.
Baca juga: Erick Thohir Janji Perjuangkan Keadilan Korban Tragedi Kanjuruhan
Menanggapi pertanyaan tersebut, Iwan Budianto mempertegas kembali komitmennya untuk menjaga eksistensi tim berjuluk Singo Edan bersama Aremania.
“Jadi gini, di situasi ini kita harus bersama-sama. Saya masih akan tetap mengurusi Arema bersama Aremania,” ucap pria yang biasa disapa IB tersebut.
Iwan Budianto menjelaskan kembali bahwa ia tidak tinggal diam saat tragedi terjadi. Sebagai pemilik saham mayoritas, ia berperan sebagai pengambil keputusan dan langkah tim.
Pertama kali yang ia pikirkan saat tragedi Kanjuruhan terjadi adalah bagaimana secepatnya fokus bisa menolong korban.
Crisis Center pun dibentuk di kantor Arema FC sebagai sarana untuk memaksimalkan distribusi santunan buat korban.
“Pemahaman saya waktu itu yang penting adalah apa yang kita lakukan setelah musibah, yakni menolong korban dan menuntaskan santunan pada keluarga,” paparnya.
Baca juga: BERITA FOTO: 5 Bulan Tragedi Kanjuruhan, Stadion Dirawat oleh Alam
Iwan Budianto lantas menyebut Insiden perusakan kantor Arema FC pada 29 Januari 2023 lalu menciptakan pergolakan batin yang sangat hebat.
Tuntutan massa supaya Arema FC membubarkan diri dan tidak melanjutkan kompetisi, begitu menyita pikirannya.
Sampai akhirnya, ia sempat memikirkan opsi untuk membubarkan tim saat itu.