MALANG, KOMPAS.com – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, bertemu dengan perwakilan pendukung Arema FC, usai menerima usai gelar Doktor Honoris Causa bidang Manajemen Strategis Universitas Brawijaya.
Pertemuan Erick Thohir dengan Aremania terjadi di salah satu resto yang berada di Jalan Bandung, Kota Malang, Jumat (3/3/2023) siang.
Diiringi suasana akrab, Erick Thohir bertemu dengan 20 perwakilan Aremania.
Salah satu perwakilan Aremania, Ahmad Ghozali, curhat terkait penyelesaian tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu.
Ia menyampaikan keinginan Aremania dalam upaya penyelesaian kasus tragedi Kanjuruhan yang merenggut 135 korban jiwa.
“Kami di sini menyampaikan banyak hal kepada Pak Ketum berkaitan dengan penanganan trauma atas insiden Kanjuruhan yang dirasakan sangat berat,” ucap pria yang biasa disapa Ghozali itu.
Baca juga: Erick Thohir Janji Perjuangkan Keadilan Korban Tragedi Kanjuruhan
“Kami berharap program trauma healing bisa dituntaskan. Ini penting, karena berkaitan dengan kondisi psikis dan tentunya sepak bola ke depannya,” ujarnya melanjutkan.
Merespons curahan hati Aremania, Erick Thohir memastikan bahwa sejumlah langkah yang telah dilakukan PSSI dalam menangani korban tragedi Kanjuruhan, akan terus berjalan.
Erick Thohir mengatakan bahwa sebelum dirinya terpilih menjadi Ketua Umum PSSI, ada beberapa program yang telah dijalankan untuk meringankan beban korban tragedi Kanjuruhan.
Jika ada korban tragedi Kanjuruhan yang belum mendapatkan perhatian dengan baik, ia meminta kepada perwakilan Aremania yang hadir untuk segera melapor.
“Nanti bisa dipastikan untuk kirim surat kepada saya, program trauma healing seperti apa yang diharapkan,” katanya menjelaskan.
Baca juga: BERITA FOTO: 5 Bulan Tragedi Kanjuruhan, Stadion Dirawat oleh Alam
Pada kesempatan tersebut, Erick Thohir juga memberi masukan kepada PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT AABBI).
Masukan Erick Thohir didengarkan langsung oleh pemilik saham terbesar Arema FC, Iwan Budianto.
Erick Thohir meminta pengelolaan tiket pertandingan menggunakan sistem berbasis database sebagai upaya meminimalisasi potensi kapasitas berlebih dalam stadion.
Ia juga meminta manajemen Arema FC belajar dari sistem pengelolaan tiket pertandingan klub-klub sepak bola di Eropa.
Hal ini menurutnya penting untuk mengidentifikasi oknum-oknum suporter yang berbuat rusuh.
“Kalau di Eropa ketika ada pelemparan suporter (individu) bisa di-black list karena menggunakan sistem,” papar Erick Thohir.
“Jadi klub dan suporter harus diuntungkan,” ujarnya lagi.
Pada akhir sesi pertemuan itu, Erick Thohir juga menyampaikan rencana PSSI untuk menggelar jambore suporter Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.