Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikerjai Wasit, Madura United Marah dan Layangkan Protes Keras kepada PSSI

Kompas.com - 07/02/2023, 04:12 WIB
Suci Rahayu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Madura United sangat kecewa terhadap kepemimpinan wasit Choirudin dalam laga pekan ke-23 Liga 1 2022-2023 di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan Pamekasan, Senin (6/2/2023).

Madura United menjamu Persis Solo. Hasilnya, tuan rumah harus menanggung malu karena kalah 2-3 di depan publiknya.

Laskar Sape Kerrab, julukan Madura United, merasa sangat dirugikan oleh kepemimpinan wasit.

Baca juga: Hasil Madura United Vs Persis 2-3, Gol Menit Akhir Bungkam Laskar Sape Kerrab

Ini membuat manajemen klub secara resmi melayangkan protes ke PSSI sebagai induk federasi.

“Jangan ada penunjukan-penunjukan wasit yang tidak kompeten, yang tidak jelas, yang mempengaruhi hasil pertandingan itu, apalagi sampai dipesan, ” ujar Komisaris PT Polana Bola Madura Bersatu, Zia Ulhaq.

“Kalaupun kami kalah, tidak ada persoalan. Namun jangan kemudian kekalahan ini seakan-akan diatur.”

“Madura United melayangkan protes resmi, nota protesnya kepemimpinan wasit yang jauh dari kata fair play,“ tambahnya.

Selama pertandingan, wasit membuat beberapa keputusan kontroversial.

Ada dua pelanggaran yang dilakukan pemain Persis kepada pemain Madura United di arena kotak penalti. Tapi wasit Choirudin tak memberikan hadiah penalti kepada Madura United.

Masalah lainnya adalah pelanggaran-pelanggaran yang tidak diberikan hukuman sepatutnya.

Baca juga: Madura United Vs Persis Solo: Sang Tamu Ingin Tambah Luka Laskar Luka Sape Kerrab

Ada momen di mana pemain Persis melakukan pelanggaran berbahaya dan berisiko tinggi, tetapi wasit terkesan segan memberikan kartu merah.

“Ini live nasional dan saya berharap seluruh masyarakat Indonesia menyaksikan betapa bobroknya kepemimpinan wasit kita yang dipimpin PSSI yang selama ini terus menyebut wasit baik-baik saja,“ kata Ziaul Haq.

“Pengambilan keputusan yang buruk oleh wasit. Komunikasi antarwasit buruk. Masa wasit tengah tidak mendengar komunikasi dari wasit pinggir, lantas apa fungsi alat komunikasi,” tambahnya.

Manajemen lanjut memberikan kritik pedas. Ia mengatakan jika PSSI tidak bisa memenuhi kebutuhan fundamental kompetisi, lebih baik kompetisi dibubarkan.

Sebab kontroversi wasit rawan memicu konflik. Misalnya usai pertandingan yang berakhir dengan skor 2-3 tersebut, suasana sedikit panas.

Baca juga: Alasan Madura United Sering Gonta-ganti Kiper di Liga 1 2022-2023

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com