Kecerdikan Persebaya mengungguli kegarangan permainan menyerang tuan rumah. Laga dimenangkan Persebaya dengan skor tipis 3-2.
Tidak disangka kekalahan tersebut memunculkan tantangan yang sangat besar dalam perjalanan karier Roca bersama tim berjuluk Singo Edan.
Usai pertandingan terjadi kericuhan yang berujung kepada tragedi Kanjuruhan. Tragedi kelam itu menewaskan 135 orang dan menyebabkan 700 orang luka-luka.
Tragedi Kanjuruhan menjadi tantangan berat dalam perjalanan karier Roca sebagai pelatih.
Ia harus menguatkan diri dan tetap memimpin pemain yang sedang trauma karena menjadi saksi langsung tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.
Seluruh anggota tim ada saat kejadian dan melihat langsung jatuhnya korban jiwa yang dipicu oleh tembakan gas air mata.
Bahkan, Roca mengakui melihat langsung ada beberapa korban meninggal dunia di pelukan pemain Arema FC.
Beban mental Javier Roca sama besarnya dengan anggota lain Arema FC. Tapi, ia menunjukkan dedikasi dan profesionalitasnya dengan tetap bergerak maju.
Di saat para pemain masih menenangkan diri, ia sudah bergerak lebih dulu untuk membawa tim bangkit kembali. Ia berkoordinasi dengan psikolog untuk menyiapkan program pemulihan pemain.
Javier Roca memetik hasil dedikasinya saat putaran pertama Liga 1 2022-2023 dilanjutkan dengan sistem gelembung atau bubble.
Arema FC berhasil merangkai kemenangan sampai menjadi tren apik berupa empat tripoin beruntun dari pekan ke-12 sampai pekan ke-15.
Namun, tren apik tersebut terputus oleh dua kekalahan pada dua laga sebelum putaran pertama berakhir.
Tidak ada yang mengira dua kekalahan tersebut menjadi awal dari kemerosotan Arema FC.
Putaran kedua berjalan sangat keras untuk Javier Roca dan Arema FC. Ketika kompetisi kembali menggunakan skema home and away, Arema FC mendapatkan penolakan dan reaksi tidak bersahabat dari suporter.
Tim kesulitan mendapatkan kandang karena ditolak oleh suporter lokal. Hal itu berujung kepada tidak keluarnya izin dari otoritas setempat.