Pada awal abad ke-21, terdapat hampir empat juta orang asing yang tinggal di Perancis, berjumlah sekitar 6 persen dari populasi. Proporsi ini tetap konstan sejak 1975.
Negara-negara tetangga seperti Portugal, Italia, dan Spanyol terus menjadi penyumbang imigran yang signifikan.
Akan tetapi, aliran imigran baru-baru ini datang dari Afrika Utara, terutama Aljazair (bagian integral dari Perancis hingga 1962) dan bekas protektorat Maroko serta Tunisia.
Orang-orang dari bekas atau yang masih wilayah Perancis di Afrika Tengah, Asia, dan Amerika juga menjadi sumber tambahan imigran.
Baca juga: Piala Dunia 2022, Penyebab Kane Gagal Penalti Lawan Perancis
Seiring bertambahnya jumlah imigran, insiden diskriminasi rasial di perumahan dan pekerjaan, serta aktivisme sosial di antara kelompok imigran juga meningkat.
Awalnya, para imigran dari Afrika dan Amerika mayoritas adalah laki-laki, tinggal di permukiman standar rendah dan berketerampilan rendah.
Ketika keluarga mereka berkembang secara bertahap, para imigran terus bekerja dalam pekerjaan yang enggan diterima oleh orang Prancis.
Namun, dengan dimulainya kemerosotan ekonomi pada 1974, para pekerja Perancis beranjak mendapatkan kembali beberapa pekerjaan yang dipegang oleh para imigran. Pemerintah pun mulai membatasi imigrasi.
Persaingan kerja bertambah dengan masuknya sekitar satu juta orang dengan kewarganegaraan Perancis yang dipulangkan dari wilayah di Afrika Utara yang didekolonisasi pada 1962-1964. Mereka disebut pied-noirs (kaki hitam).
Kebijakan membatasi imigrasi sekarang masih berlaku. Hasilnya adalah peningkatan penduduk tahunan bersih dari imigrasi legal rata-rata sedikit di atas 50.000 orang pada awal abad ke-21.
Lalu, dengan diberlakukannya Perjanjian Amsterdam di Perancis pada 1999, banyak masalah imigrasi menjadi tanggung jawab bersama anggota negara-negara Uni Eropa yang berpartisipasi.
Baca juga: Jadwal Siaran Langsung Semifinal Piala Dunia 2022: Argentina Vs Kroasia, Perancis Vs Maroko
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.