KOMPAS.com - Bek kiri Timnas Inggris, Luke Shaw mengaku, ingatan terhadap mendiang neneknya memotivasinya untuk bermain bagus selama fase grup Piala Dunia 2022.
Bek Manchester United itu tampil impresif dalam membantu menjaga gawang Inggris tak kebobolan (clean sheet) pada dua pertandingan terakhir.
Pemain berusia 27 tahun itu juga bermain baik kala Inggris pesta gol ke gawang Iran. Pada pertandingan tersebut, Shaw Vs berhasil menundukkan Iran dengan skor 6-2.
Usai kemenangan 3-0 Inggris atas Wales, Shaw mengatakan, neneknya meninggal dunia tak lama sebelum Piala Dunia 2022 dimulai.
Dalam kondisi sedih, Shaw memilih tetap di Qatar dengan dukungan sang manajer, Gareth Southgate.
Baca juga: Inggris Vs Swiss, Sinar Luke Shaw dan Harapan Skenario Terbaik untuk Harry Kane
“Nenek saya dengan sedih meninggal sebelum turnamen (Piala Dunia 2022),” kata Shaw, dikutip dari The Athletic, Rabu (30/11/2022).
"Beliau menderita kanker untuk waktu yang lama, dan sayangnya dia meninggal sebelum pertandingan pertama (Inggris vs Iran)," imbuhnya.
Dia menuturkan, neneknya berperan penting dalam kariernya, terutama ketika Shaw masih bermain untuk Southampton, sebelum pindah ke Manchester United pada tahun 2014 silam.
“Dia adalah bagian yang sangat penting dari masa kecil saya. Saya menghabiskan banyak waktu bersamanya," kenangnya.
Shaw menjelaskan, Gareth Southgate sempat menanyakan kondisinya setelah kehilangan sang nenek, manajer Timnas Inggris itu bahkan memberikan kesempatan bila Shaw membutuhkan waktu luang.
Baca juga: Hasil Inggris Vs Swiss: Luke Shaw Cetak Gol Cantik, Three Lions Comeback 2-1
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.