Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/11/2022, 07:20 WIB
Ahmad Zilky,
Sem Bagaskara

Tim Redaksi

Sumber Mirror

KOMPAS.com – Piala Dunia 2010 tidak pernah bisa dilepaskan dari momen “gol hantu” Frank Lampard saat menghadapi Jerman di babak 16 besar.

Frank Lampard barangkali menjadi pemain Inggris yang sulit tidur seusai menerima kenyataan timnya dikalahkan Jerman dengan skor 1-4.

Adapun pertandingan Jerman vs Inggris bergulir di Free State Stadium, Bloemfontein, Afrika Selatan, pada 27 Juni 2010.

Frank Lampard sejatinya berhasil membobol gawang Jerman yang dijaga Manuel Neuer melalui sepakan kerasnya dari luar kotak penalti.

Baca juga: Piala Dunia 2022: Brasil Favorit Juara, Messi Diharapkan Berjaya

Jika melihat tayangan ulang, gol Frank Lampard berhasil melewati garis gawang Jerman setelah sempat memantul terkena tiang.

Akan tetapi, wasit yang mengawal jalannya laga Jerman vs Inggris, Jorge Larrionda, berkata lain. Ia memutuskan untuk tidak mengesahkan gol Lampard.

Sial bagi Lampard dan Inggris, saat itu sebuah pertandingan Piala Dunia belum dilengkapi dengan teknologi VAR, Hawkeye, atau Goal Line Technology, sehingga semua keputusan berada di tangan wasit.

Padahal, andai sepakan Lampard dihitung gol, kedudukan akan menjadi 1-1 dan ada kemungkinan dinamika laga berubah karenanya.

Asisten wasit laga Jerman vs Inggris di Piala Dunia 2010, Mauricio Espinosa, mengakui bahwa insiden itu berlangsung sangat cepat.

“Itu adalah tembakan yang sangat cepat. Saya sulit melihatnya dengan tepat, meski saya berada di tempat yang benar,” ucap Espinosa kepada El Pais.

“Kami tidak melihat tayangan ulang di ruang ganti saat jeda, tetapi Anda bisa memahami apa yang terjadi. Hanya saja, saat kami melihat TV, kami baru menyadari apa yang sudah terjadi,” katanya menambahkan.

Baca juga: 12 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Vuvuzela dan Ajang Akbar Sepak Bola Paling Berisik

Espinosa kemudian menuturkan bahwa dirinya sangat menyesali keputusannya menganulir gol Lampard.

“Saya merasa sangat sedih soal insiden itu karena kami sudah mempersiapkan diri dalam waktu yang lama untuk Piala Dunia,” tuturnya.

“Itu bisa terjadi pada siapa saja, sayangnya itu terjadi kepada kami. Anda hanya harus menerimanya. Hidup terus berjalan,” katanya.

Sementara itu, Manuel Neuer mengatakan bahwa dia melihat secara jelas bahwa bola hasil sepakan Lampard sebetulnya sudah melewati garis gawang.

“Saya mencoba untuk tidak bereaksi kepada wasit dan hanya berkonsentrasi kepada pertandingan,” ucap Neuer dikutip dari Mirror.

“Saya menyadari bahwa itu sudah melewati batas dan saya pikir saya harus cepat sebelum wasit mengubah keputusannya,” kata Neuer yang kala itu langsung buru-buru memainkan bola.

Baca juga: Piala Dunia 2022, Giroud Pasti Masuk Skuad Timnas Perancis?

Di lain sisi, Lampard berusaha menerima, selepas golnya tidak disahkan saat melawan Jerman pada babak 16 besar Piala Dunia 2010.

“Saya tidak terlalu memikirkannya. Saya rasa tak ada gunanya menjadi susah tidur karena memikirkan itu."

“Kejadian itu mengubah sepak bola menjadi lebih baik, jadi saya senang. Ini adalah langkah positif untuk sepak bola secara keseluruhan dengan diperkenalkannya teknologi garis gawang,” ucapnya.

Adapun Spanyol berjaya pada Piala Dunia 2010. Skuad berjuluk La Roja itu menjadi juara seusai mengalahkan Belanda dengan skor 1-0 pada partai final.

Satu-satunya gol timnas Spanyol yang masuk ke gawang Belanda dikemas oleh Andres Iniesta pada menit ke-116.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Daftar Peraih Penghargaan Piala Asia U23 2024: Pembobol Gawang Indonesia Top Skor

Daftar Peraih Penghargaan Piala Asia U23 2024: Pembobol Gawang Indonesia Top Skor

Internasional
Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan, Sejarah Baru

Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan, Sejarah Baru

Internasional
Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Internasional
VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

Internasional
Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Internasional
Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Badminton
Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Badminton
Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Badminton
Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Badminton
Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Badminton
'Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang'

"Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang"

Timnas Indonesia
Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup 'Neraka' Menanti

Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup "Neraka" Menanti

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com