KOMPAS.com - Gelombang kekecewaan pendukung Persebaya Surabaya pascakekalahan dari RANS Nusantara FC pada pekan ke-10 Liga 1 2022-2023, Kamis (15/9/2022) malam, meluas.
Setelah Stadion Gelora Delta Sidoarjo menjadi pelampiasan kekecewaan, massa melanjutkan aksi di pusat Kota Surabaya dengan tujuan utama kantor manajemen Persebaya.
Sekitar pukul 19.20 WIB, kantor yang terletak di Sutos (Surabaya Town Square) didatangi suporter. Tak mendapatkan yang mereka cari, suporter bergerak menuju ke mes pemain.
Baca juga: Hasil Lengkap Liga 1: Persebaya Kalah 3 Kali Beruntun, Persis Solo Libas Bali United
Namun, karena mes dalam keadaan kosong, massa kemudian kembali ke kantor manajemen dengan jumlah yang lebih banyak.
Pada kali kedua terjadi dialog antara wakil manajemen Persebaya dan perwakilan suporter yang dikawal langsung pihak keamanan.
Inti dari pertemuan tersebut, manajemen Persebaya bersedia mengambil sikap untuk memenuhi suara suporter.
Namun, setelah pertemuan sekitar pukul 21.10 WIB, situasi mendadak chaos. Massa yang marah memaksa masuk untuk mencoba menduduki kantor Persebaya.
Aksi tersebut membuat pihak keamanan melakukan tindakan tegas dengan melepaskan tembakan gas air mata.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Akhmad Yusep Gunawan, yang turun langsung di lokasi, menyayangkan aksi nekat dari suporter Persebaya, Bonek.
“Saya sekarang berada di sekitar kantor manajemen Persebaya Sutos dan saya sampaikan permintaan maaf terkait situasi terhadap reaksi suporter Bonek terkait pertandingan di Sidoarjo di mana pihak Persebaya mengalami kekalahan,” ujarnya.
Ia pun meminta pengertian atas tindakan tegas yang dilakukan. Mereka terpaksa mengambil tindakan yang tidak diinginkan demi mengendalikan massa yang mulai keluar batas.
Padahal, tujuan mereka mendatangi kantor Persebaya sudah terpenuhi.
Baca juga: Bonek Kecewa Persebaya Kalah, Aji Santoso Siap Bertanggung Jawab
“Pihak manajemen juga sudah menemui, apa yang dikehendaki juga sudah dipenuhi untuk melakukan perubahan. Artinya, aspirasinya telah dipenuhi oleh pihak manajemen,” ungkap pria berusia 49 tahun.
“Seyogianya dari pihak suporter juga komitmen kalau sudah dipenuhi ya segera membubarkan diri.”
“Namun, reaksi hal-hal negatif ini seperti melakukan pemukulan, pelemparan terhadap ruang-ruang yang ada jangan sampai terulang lagi,” imbuhnya.