Jumlah kuota tersebut akan disesuaikan kembali dengan kondisi penyebaran Covid-19 di daerah bersangkutan.
Akan tetapi, kembalinya penonton ke stadion sudah menjadi tanda bahwa sepak bola Indonesia mulai terbebas dari rundungan pandemi.
2. Kembalinya tradisi suporter tandang
Izin kehadiran penonton juga memulai kembali tradisi away yang dilakukan para suporter militan untuk mendukung tim kebangaannya.
Pembatasan yang ada membuat tradisi suporter tandang ini berjalan lebih tertib dan disiplin.
Biasanya, panitia penyelenggara tuan rumah menyediakan kuota lima persen untuk suporter tim tamu. Jumlahnya sekitar 500-2000 penonton dan diumumkan saat penjualan tiket dimulai.
Tiket tim tamu ini diberikan secara terbatas. Beberapa panpel bahkan mengharuskan adanya komunikasi terlebih dahulu untuk mendapatkan tiket ini sehingga lebih mudah dikoordinasi.
Baca juga: Dua Bobotoh Persib Meninggal, Menpora Desak PSSI dan PT LIB Lakukan Investigasi
Selain itu, suporter tandang juga terseleksi oleh persyaratan protokol kesehatan yang diterapkan penyedia jasa transportasi.
Beberapa memang menyediakan syarat seperti vaksinasi dua dosis atau vaksinasi booster sebelum bisa berangkat.
Persyaratan-persyaratan itu menekan adanya gesekan antar suporter dalam pertandingan.
3. Hidupnya kembali ekonomi kerakyatan di lingkup sepak bola
Kehadiran para suporter memancing kembali para pencari rupiah yang menggantungkan hidupnya dari perputaran laga.
Mereka ini terdiri dari pedagang asongan, penyedia jasa transportasi, penjual jersey, sampai pelaku UMKM.
Kehadiran suporter ini menciptakan berbagai macam kebutuhan yang bisa menjadi peluang bagi para pelaku usaha untuk mengais rejeki.
Perputaran bisnis yang berjalan pun tidak kecil. Berdasarkan data dari Transfermarkt.com 330.000 tiket terjual yang artinya 330.000 orang berkegiatan di area stadion.