Injeksi Dana dan Restrukturisasi Utang
Salah satu faktor utama Barcelona bisa membenahi keuangan mereka datang setelah para socios (anggota) menyepakati injeksi dana lewat voting pada 16 Juni.
Barca menjual 49,9 persen Barca Licensing and Merchandising (BLM) dan penjualan hingga 25 persen hak-hak audiovisual hingga 25 tahun ke depan.
Sebanyak 568 setuju untuk menjual hak BLM, 65 menolak, dan 13 abstain.
Sementara, 494 socios sepakat untuk menjual hak siar televisi tersebut dengan hanya 62 menolak.
Dari dua skema ini, Barca mendapatkan potensi pendapatan hingga 700 juta euro.
Terlebih, Laporata meyakinkan para socios bahwa mereka bisa membeli kembali hak-hak tersebut pada masa depan.
Selain itu, Laporta dan para petinggi Barca bisa melakukan restrukturisasi ulang ke utang jangka pendek klub sebesar hampir 600 juta euro yang tadinya harus dibayar dalam 12 bulan ke depan.
Utang tersebut distrukturisasi ulang untuk 10 tahun ke depan dengan bunga 1,98 persen.
Baca juga: Joan Laporta: De Jong? Barcelona Tak Berniat Menjualnya, tetapi...
Beberapa hal lain yang membuat keuangan klub bangkit setelah 2021 adalah pembukaan kembali stadion sesudah pandemi.
Larangan-larangan selama Covid-19 membuat pemasukan klub merosot hingga 219 juta euro karena mereka tak bisa menjamu penonton di Camp Nou.
Mengatasai Peraturan Financial Fair Play LaLiga
Tak hanya itu, Barcelona juga perlu mengatasi aturan ketat Liga Spanyol terkait regulasi pembatasan gaji.
Alhasil, Barcelona terus berupaya dengan melepas/meminjamkan Antoine Griezmann, Miralem Pjanic, Philippe Coutinho, termasuk lionel Messi dalam setahun terakhir.
Namun, langkah-langkah tersebut belum juga cukup.