"Saya kelaparan dan harus bekerja di ladang, saya selamat dari masa-masa sulit, saya bermain sepak bola tanpa alasa kaki, saya tidak memiliki pendidikan atau banyak hal lain tetapi hari ini, dengan apa yang saya peroleh berkat sepak bola, saya bisa membantu orang-orangku."
Sadio Mane tak hanya berucap. Dia memberikan contoh karena mewujudkan apa yang dikatakannya tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, Sadio Mane memberikan bantuan untuk meringankan beban hidup masyarakat di kota kelahirannya.
Mane lahir di Bambali, Sedhiou, Senegal. Wilayah kecil berpenduduk sekitar 2.000 jiwa ini terletak di tepi Sungai Casamance sehingga Bambali termasuk desa nelayan.
Akses ke ibu kota terbilang sangat jauh lantaran membutuhkan waktu tujuh jam. Selain itu, jalanan belum beraspal serta sejumlah hewan peliharaan seperti sapi dan kambing pun berkeliaran di antara lalu-lalang manusia.
Baca juga: Sadio Mane Ungkap Penyebab Pilih Bayern Muenchen sebagai Pelabuhan Baru
Sejumlah besar wanita pun terpaksa melahirkan di rumah sendiri karena di kota tak ada rumah sakit.
Minimnya fasilitas membuat Sadio Mane pun pernah mengalami kisah tragis. Ayahnya meninggal dunia akibat tak bisa menerima perawatan medis secara memadai.
Ini yang menggerakkan hati Sadio Mane untuk berbakti. Dia membangun rumah sakit di tanah kelahirannya tersebut sehingga masalah kesehatan bisa terpecahkan.
Tak cuma itu. Sadio Mane juga membangun sekolah, memberikan laptop kepada setiap siswa, membiayai stasiun pengisian bahan bakar, membangun kantor pos, stadion, menyumbangkan peralatan olahraga untuk semua anak.
Bahkan, Sadio Mane memasang jaringan 4G untuk semua orang di desa.
Belum berhenti di situ kedermawanan pemain internasional Senegal ini. Sadio Mane pun memberikan 70 euro (sekitar Rp 1,094 juta) untuk semua orang sangat miskin di Senegal sehingga beban hidup setiap keluarga menjadi lebih ringan.
Baca juga: Sebut Pemain Favorit, Lionel Messi Pernah Minta Barcelona Boyong Sadio Mane
"Saya tidak perlu memamerkan mobil mewah, rumah besar, pesawat terbang atau kapal pesiar. Saya lebih suka orang-orangku menerima sedikit dari apa yang telah diberikan kepadaku," ungkap Sadio Mane.
Kerendahan hati menjadi alasan utama Sadio Mane menghindari keglamouran dunia ini. Dia memilih menjadi bintang yang bersinar dan mencerahkan kehidupan rakyat di tanah kelahirannya.
Sadio Mane pun memastikan, hujan jutaan euro jatuh di tempat yang paling membutuhkan.
Sebelum bergabung dengan Bayern, Sadio Mane membantu Liverpool mengangkat trofi Liga Inggris musim 2019-2020 sekaligus mengakhiri penantian panjang selama 30 tahun.
Dia juga menjadi bagian The Reds, julukan Liverpool, ketika merengkuh gelar juara Liga Champions musim 2018-2019.
Di level internasional, Sadio Mane pun membantu Senegal mencetak sejarah ketika juara Piala Afrika edisi 2021. Ini untuk pertama kalinya dalam sejarah Senegal menjadi nomor satu di benua tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.