Pemain berposisi gelandang serang itu juga sempat masuk dalam susunan 11 pemain terbaik Liga Jepang musim 2018. Ia menjadi pemain Asia Tenggara pertama yang dinobatkan dalam predikat bergengsi itu.
Dalam lima musim berkarier di Jepang, Chanathip telah tampil di 115 pertandingan dengan menyumbangkan 14 gol bagi Consadole. Sebelum Chanathip, tak ada pemain Asia Tenggara yang pernah mencapai 100 penampilan di Liga Jepang.
Catatan bersejarah menembus 100 penampilan Liga Jepang diukir Chanathip ketika membela Consadole melawan Vegalta di Stadion Sapporto Dome, 24 April 2021. Pada laga yang dimenangi Consadole dengan skor 2-1 itu, Chanathip memberikan assist untuk gol Tsuyoshi Ogashiwa.
Sebelum menjalani karier gemilang di Liga Jepang, Chanathip telah memenangi tiga kompetisi profesional di Thailand bersama Muangthong. Ketiga kompetisi itu adalah Piala Liga Thailand 2016, Piala Champions Thailand 2017, dan Liga Thailand 2018.
Ia pun sudah mengangkat trofi Piala Liga Thailand 2014 bersama klub profesional pertamanya, BEC Tero Sasana.
Di level timnas, Chanathip mempersembahkan gelar di setiap kelompok usia. Selain tiga gelar Piala AFF, satu trofi Piala Raja Thailand 2016 adalah titel yang telah dipersembahkannya untuk Thailand.
Di timnas junior, ia memberikan gelar Piala AFF U-19 pada 2011. Lalu, Chanathip menyumbangkan dua medali emas untuk Thailand ketika membela timnas U-23 pada SEA Games 2013 dan 2015.
Melihat perjalanannya hingga bisa berkarier di Liga Jepang, Chanathip ingin para pemain Asia Tenggara lainnya memiliki kesempatan yang sama dengannya.
Dia menilai dengan bermain di luar negeri, kualitas sepak bola di kawasan Asia Tenggara tidak akan tertinggal jauh dengan negara-negara lainnya.
”Jika banyak pemain (Asia Tenggara) bermain di luar negeri, misalnya Jepang, kualitas sepak bola di kawasan kita akan meningkat. Secara otomatis, jarak kualitas negara Asia Tenggara dan negara Asia lainnya akan kian kecil,” ujar Chanathip dalam konferensi pers usai kemenangan Thailand di Piala AFF 2020, 1 Januari lalu.
”Ketika datang ke Jepang, orang-orang meremehkan saya karena postur tubuh saya. Namun, saya ingin terus belajar dan bekerja keras untuk meningkatkan permainan saya.”
Pelatih Thailand Alexandre Polking menjelaskan bahwa performa gemilang Chanathip pada laga penentu kontra Vietnam dan Indonesia di Piala AFF merupakan buah dari pengalamannya berkompetisi di Jepang.
”Chanathip bisa membuat perbedaan di momen penting karena bermain di level berbeda dibandingkan dengan mayoritas pemain Asia Tenggara,” kata Polking.
Meski begitu, kesuksesan yang diraih Chanathip Songkrasin saat ini tidak terjadi secara instan.
Jauh sebelum mengikuti latihan di akademi sepak bola Sam Phran Wittaya di Distrik Sam Phran yang merupakan kampung halamannya, Chanathip telah mendapat pendidikan dasar sepak bola dari sang ayah, Kongphop Songkrasin.