Sementara di dalam lapangan, tidak ada catatan sejarah yang menuliskan bagaimana kompetitifnya persaingan Persib dengan Persija dalam menorehkan prestasi tertinggi di kompetisi nasional.
Sejak era Perserikatan, Persib lebih sering bersaing dengan PSM Makassar dalam perebutan gelar juara sejak medio awal 1960 hingga 1990-an.
Dalam kurun waktu tersebut, Persib dan PSM empat kali bertemu di laga final.
Kali terakhir Persib dan PSM bentrok pada laga final Perserikatan adalah tahun 1993, bertepatan dengan gelaran terakhir kompetisi Perserikatan.
Saat itu Persib mengalahkan PSM, dan memastikan diri sebagai juara pada edisi terakhir kompetisi Perserikatan.
Selain PSM, ada pula PSMS Medan yang menjadi rival Persib di medio 1980-an.
PSMS dianggap musuh bebuyutan oleh para pendukung Persib. Pasalnya, Maung Bandung selalu kalah dalam dua laga final yang dimainkan dengan PSMS pada 1983 dan 1985.
Adapun Persija, lebih sering terlibat persaingan langsung dalam memperebutkan gelar juara dengan beberapa tim seperti Persebaya Surabaya, PSM, hingga PSMS Medan.
Baca juga: Klasemen Liga 1: Bhayangkara FC Kalah, Persib Bisa Rebut Puncak Klasemen
Khususnya dengan PSMS, di era Perserikatan empat kali Persija dan PSMS bertemu di laga final Perserikatan. Bahkan pada 1975, Persija dan PSMS dikukuhkan sebagai juara bersama di kompetisi tersebut.
Melalui penjelasan di atas, tergambar bahwa ada sejumlah aspek yang kurang untuk menyebut duel Persib vs Persija sebagai El Clasico Indonesia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.