Selain itu, kembalinya kompetisi sepak bola Indonesia pun, berpotensi memunculkan harapan bagi kegiatan atau event dari cabang olahraga lain untuk kembali bergulir.
Sebab tidak bisa dimungkiri, selain sepak bola, event olahraga lain pun turut membantu menggerakkan roda perekonomian bangsa.
"Ya, minimal ada pengaruhnya, menimbulkan kebangkitan ekonomi untuk tumbuh lagi. Menjadi simbol, kalau bola sudah jalan, kegiatan olahraga lainnya juga bisa jalan," tutur Edi.
"Namun, paling utama menurut saya, yang paling terasa signifikan dari kembalinya kompetisi adalah pasti dampak sosialnya," tegas dia.
"Dari ini kan pasti beriringan untuk memberikan dampak dan harapan besar bagi kebangkitan ekonomi nasional ke depannya," sambung Edi.
Hanya saja, Edi tak menampik, kembalinya kompetisi sepak bola Indonesia memang belum akan secara signifikan membantu para pelaku usaha untuk bangkit dari keterpurukan karena pandemi Covid-19.
Utamanya bagi para pelaku usaha informal, seperti para pedagang yang biasa menjajakan barang dagangannya di area stadion saat pertandingan digelar.
Hal tersebut dikarenakan seluruh laga di kompetisi musim ini digelar tanpa penonton.
Sehingga, stadion harus steril dari para suporter dan tentunya pedagang.
Selain digelar tanpa penonton, Pemerintah dan Kepolisian juga melarang diadakannya kegiatan nonton bareng.
Melalui aturan tersebut, dampak terhadap sektor usaha formal seperti kafe atau restoran yang biasa dijadikan venue berkumpul suporter dalam menggelar kegiatan nonton bareng masih belum terlalu signifikan.
"Dengan kondisi sekarang yang tanpa penonton, sebenarnya belum terlalu membantu. Apalagi kan ada larangan berkerumun untuk ke stadion atau nonton bareng di cafe atau restoran," tutur Edi.
"Kalau dalam kondisi normal, misalnya dengan kegiatan nonton bareng itu juga lumayan berdampak bagus untuk roda perekonomian dari para pelaku usaha cafe atau restoran," imbuh dia.
Baca juga: Widodo C Putro: Minim Persiapan Jadi Fenomena di Liga 1 2021-2022
Meski begitu, mantan Wakil Rektor (Warek) Unisba itu melihat adanya potensi dari sejumlah sektor usaha, untuk mengambil momentum dari kembalinya kompetisi sepak bola Indonesia.
Misalnya, para pelaku usaha perhotelan dan transportasi. Mengingat, kompetisi musim ini, khususnya BRI Liga 1 2021 akan diselenggarakan dengan format seri bubble to bubble.