KOMPAS.com - Kapten Italia, Giorgio Chiellini meneriakkan mantra kutukan “kiricocho” saat melihat pemain belia Inggris, Bukayo Saka, mengambil penalti pada laga final Euro 2020.
Italia tampil sebagai juara Piala Eropa alias Euro 2020 usai menundukkan Inggris 3-2 pada laga final yang diselesaikan melalui babak adu penalti.
Partai final Euro 2020 Italia vs Inggris di Stadion Wembley, London, Minggu (11/7/2021) waktu setempat, berkesudahan seimbang 1-1 selama 120 menit. Gli Azzurri, julukan Italia, lantas unggul 3-2 dalam adu ketangkasan menembak dari titik 12 pas.
Domenico Berardi, Leonardo Bonucci, dan Federcio Bernardeschi menjadi algojo Italia yang sukses dalam adu penalti.
Tembakan personel Gli Azzurri yang gagal menemui jaring gawang Inggris berasal dari ayunan kaki Andrea Belotti dan Jorginho.
Di lain sisi, Inggris mendapati hanya dua dari lima eksekutor mereka yang sukses menunaikan tugas dengan sempurna.
Baca juga: Usai Italia Juara Euro 2020, Bonucci Ajak Chiellini Main di Piala Dunia
Sepakan Harry Kane dan Harry Maguire masuk, sementara trio Marcus Rashford, Jadon Sancho, serta Bukayo Saka tak berhasil menaklukkan gawang Italia kawalan Gianluigi Donnarruma.
Kegagalan Bukayo Saka menuntaskan penalti kelima Inggris memastikan gelar juara Euro 2020 mendarat ke pelukan Italia.
Kamera menangkap kejadian menarik pada saat Bukayo Saka mengeksekusi penalti.
Dari tengah lapangan, kapten Italia, Giorgio Chiellini, terlihat meneriakkan kata “kiricocho”.
Chiellini lantas berteriak kegirangan setelah tahu sepakan Saka mampu dihentikan Donnarumma. Apa arti kiricocho?
Kata kiricocho ternyata punya sejarah lumayan panjang dalam sepak bola.
Baca juga: Teruskan Tradisi, Trofi Euro Jadi Teman Tidur dan Sarapan Chiellini
Kiper Sevilla, Yassine Bounou, meneriakkan kata serupa saat hendak menghadapi penalti striker Borussia Dortmund, Erling Haaland pada fase 16 besar Liga Champions 2020-2021.
Hasilnya, penalti Erling Haaland gagal menggetarkan jala gawang Sevilla. Laga leg kedua itu berkesudahan imbang 2-2.
“Saya tak tahu pasti apa yang saya katakan,” kata Bounou usai laga itu.
¡CONFIRMADO: DIJO'KIRICOCHO'! Chiellini le aseguró a @askomartin que utilizó la famosa maldición identificada con Estudiantes para que Inglaterra erre el último penal. pic.twitter.com/XxR9r8lV95
— ESPN Argentina (@ESPNArgentina) July 12, 2021
Usut punya usut, ekspresi kiricocho berasal dari kancah sepak bola Argentina.
Mengutip dari RMC Sport, kisah bermula saat Carlos Bilardo, pelatih legendaris Argentina pemenang Piala Dunia 1986, masih membesut Estudiantes pada 1982.
Pada masa itu, ada satu suporter Estudiantes yang dianggap membawa sial. Namanya? Kiricocho!
Tiap kali dia menghadiri sesi latihan Estudiantes, ada saja pemain yang cedera.
Ce moment où tu remportes l'#EURO2020 ????????????#ITA pic.twitter.com/XLKWvs367Z
— EURO 2020 ???????? (@EURO2020FR) July 11, 2021
Bilardo tak lantas mengusir Kiricocho. Sang pelatih justru memanfaatkan si suporter pembawa sial untuk menyambut tiap lawan yang akan dihadapi Estudiantes.
Percaya tidak percaya, hasilnya ajaib. Estudiantes musim itu juara dan hanya kalah sekali dari Boca Juniors, satu-satunya tim yang tak bisa didekati oleh si Kiricocho.
Sejak itulah mitos menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk Eropa. Kata kiricocho lantas dianggap seperti mantra yang bisa menyebar kutukan berupa nasib sial untuk tim lawan.
Bek Spanyol saat juara Piala Dunia 2010, Joan Capdevilla, juga pernah meneriakkan kiricocho pada partai final kontra Belanda.
“Saya hanya sekali menyebut kata itu saat Iker (Casillas) melakukan penyelamatan terkenalnya terhadap tendangan Arjen Robben,” ujar Capdevilla kepada Movistar Plus.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.