KOMPAS.com - Antonio Conte mengungkapkan motivasi utamanya untuk membesut tim sepak bola.
Conte merupakan pelatih kelas dunia yang telah menuai kesuksesan bersama klub yang dilatihnya.
Kesuksesan dan nama besar yang dimiliki pelatih asal Italia tersebut membuatnya mendapat bayaran setinggi langit.
Sebagai gambaran, Conte memiliki gaji senilai 12 juta euro atau sekitar Rp 208,8 miliar per musim ketika masih melatih Inter Milan.
Baca juga: Presiden Inter Milan Ungkap Alasan Kepergian Antonio Conte
Kendati punya bayaran yang sangat tinggi, ternyata persoalan gaji bukanlah hal utama yang membuat Conte putuskan untuk melatih suatu klub.
Berdasarkan wawancara bersama La Gazzetta dello Sport, Kamis (10/6/2021), Conte mengatakan proyek klub yang jelas adalah hal yang dirinya kedepankan.
"Izinkan saya mengatakan bahwa jika masalah atau obsesi saya adalah uang, pada masa lalu saya akan tetap di tempat saya berada," kata Conte.
"Saya akan menerima kompromi dan mungkin memperoleh pembaruan kontrak," tuturnya.
Baca juga: Spurs Menyerah Kejar Conte
"Sebaliknya, saya melihat proyek dan bersedia tinggal di rumah jika mereka tidak meyakinkan saya," katanya.
"Saya suka tantangan sulit dan saya telah menunjukkan bahwa saya selalu menerima banyak (tantangan) dari mereka," kata pelatih yang juga pernah membesut Juventus itu.
"Bahkan, klub besar yang saya latih tidak pernah memulai sebagai favorit ketika saya mengambil alih," katanya.
"Namun, jika ada sesuatu yang tidak meyakinkan saya, saya lebih suka untuk tidak menerimanya," tutur Conte.
Antonio Conte e i progetti: “Guadagno tanto, ma ai miei club faccio guadagnare di più...” https://t.co/WKkzMWzegM
— La Gazzetta dello Sport (@Gazzetta_it) June 10, 2021
Perkataan Antonio Conte ini semakin menegaskan bahwa perpisahannya dengan Inter Milan berkaitan dengan perbedaan pandangan soal proyek klub.
Conte menginginkan proyek yang jelas di Inter dengan memperkuat tim, sedangkan I Nerazzurri hendak berhemat dan melepas sejumlah pemainnya.
Hal tersebut tak terlepas dari Inter yang mengalami krisis finansial akibat pandemi Covid-19.