KOMPAS.com - Gelandang Barcelona, Miralem Pjanic, buka suara seusai berakhirnya musim Liga Spanyol 2020-2021. Menurut pemain berusia 31 tahun tersebut, musim ini meninggalkan "kesan pahit dan banyak pertanyaan."
Miralem Pjanic datang dari Juventus ke Barcelona dalam transfer tukar tambah yang juga melibatkan gelandang muda Arthur.
Akan tetapi, perannya bersama kubu Blaugrana sangat terbatas dengan ia hanya mencatatkan 619 menit waktu bermain di Liga Spanyol.
Walau Transfermarkt mencatat nama Pjanic muncul di skuad laga Barcelona musim ini, ia hanya enam kali turun menjadi starter, 13 kali masuk dari bangku cadangan, dan 17 kali tak terpakai di bench.
Nasib Pjanic lebih baik di Liga Champions dengan ia enam kali menjadi starter dari delapan laga timnya musim ini.
Baca juga: Mengapa Barcelona Jual Luis Suarez ke Atletico Madrid?
Namun, sang gelandang tak bisa sekali pun mencatatkan gol atau assist.
Wajar apabila sang pemain merasa musim ini tak maksimal walau ia mengaku telah memberikan segalanya di lapangan.
"Hormati seragam. Hormati tim. Berikan segalanya di dalam dan luar lapangan," tulisnya di Instagram.
View this post on Instagram
"Ini yang layak Barcelona dapatkan dan ini yang telah saya dan rekan-rekan saya berikan sejak hari pertama."
"Musim ini meninggalkan kesan pahit dan pertanyaan-pertanyaan yang masih perlu jawaban."
"Peluk kepada semua cules (julukan untuk fans Barca), sampai ketemu lagi. Forca Barca selamanya."
Barcelona dan Juventus memang melakukan salah satu transfer "teraneh" musim ini ketika melakukan barter Pjanic-Arthur.
Baca juga: Barcelona Gagal Juara, Ronald Koeman Santai soal Masa Depan
Pjanic datang dengan mahar senilai 70 juta euro sementara Arthur dilepas dengan biaya 80 juta euro ke Juventus.
Kendati demikian, berbagai laporan media ketika itu menyebut Barca mendapat surplus hingga 60 juta euro alias 1 triliun rupiah di neraca keuangan klub.
Hal ini berhubungan dengan amortisasi nilai transfer Arhtur saat dibeli dari Gremio pada 2018.
Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh akun @SwissRamble yang spesialis membahas sisi keuangan di sepak bola.
Kendati sedikit rumit, hal fundamentalnya ada satu:
"Ketika suatu klub membeli pemain, biaya pengeluaran klub tersebut disebar ke beberapa tahun ke depan. Namun, pemasukan dari penjualan pemain akan langsung masuk ke neraca keuangan," cuitnya.
"Klub sepak bola menganggap pemain sebagai aset, sehingga mereka tidak langsung mengeluarkan biaya di tahun pemain itu dibeli tetapi dipecah sesuai panjang kontrak sang pemain lewat amortisasi (penurunan atau pengurangan nilai aktiva tak berwujud)."
Ia menjelaskan bahwa Arthur dibeli dari klub Brasil, Gremio, seharga 30 juta euro dengan kontrak 6 tahun pada Juli 2018.
Alhasil, amortisasi tahunannya adalah 5 juta euro (30 juta euro dibagi 6).
Baca juga: Miralem Pjanic Protes Jarang Dimainkan, Ronald Koeman Justru Senang
Sehingga, nilai Arthur di neraca keuangan Barcelona berkurang 5 juta euro per tahun. Setelah dua tahun, nilai Arthur di buku keuangan Barca adalah 20 juta euro.
Seperti yang disebut di atas, pemasukan dari penjualan pemain akan langsung dimasukkan ke buku keuangan klub.
Alhasil, Barcelona akan untung 60 juta euro jika transfer ini terwujud dan sang gelandang asal Brasil tersebut dijual senilai 80 juta euro.
Cara lain melihatnya adalah keuntungan tunai dari penjualan Arthur menjadi 50 juta euro (80 juta euro dari Juventus dikurangi 30 juta euro yang Barca keluarkan untuk membelinya dari Gremio).
Kita juga harus menambahkan 10 juta euro amortisasi sang pemain yang telah dimasukkan ke neraca keuangan sehingga profit menjadi 60 juta euro.
Perhitungan sama juga akan membuat Juventus untung 60 juta euro dari transaksi ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.