KOMPAS.com - FIFA terus bersikeras mewujudkan kesetaraan gender dalam dunia sepak bola.
Otoritas sepak bola tertinggi di dunia itu ingin mewujudkan kesetaraan gender dengan mengajak seluruh negara anggota memukul rata nominal gaji yang diberikan kepada pesepak bola putra dan putri.
Niat baik FIFA sejauh ini sudah ditindaklanjuti oleh sejumlah negara, seperti Brasil dan Inggris.
Perwakilan Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) baru-baru ini mengumumkan bahwa timnas putri mereka akan menerima nominal gaji yang setara dengan skuad putra.
Baca juga: Semangat Kesetaraan di Brasil, Timnas Putra dan Putri Terima Gaji yang Sama
Kebijakan itu rencanya bakal diterapkan mulai Olimpiade tahun depan dan Piala Dunia Wanita 2023.
"CBF telah menyetarakan gaji dan tunjangan antara tim sepak bola putri dan putra, yang berarti para pemain wanita akan mendapatkan nominal yang sama dengan pria," kata Presiden CBF, Rogerio Caboclo, dikutip dari Sky Sports.
"Ini (penyetaraan gaji) secara proporsional sesuai dengan apa yang FIFA usulkan untuk timnas putri."
"Artinya, tidak akan ada lagi perbedaan gender dalam remunerasi antara pria dan wanita," tutur Caboclo menegaskan.
Baca juga: Prancis Tahu Arti Penting Piala Dunia Wanita
Setelah Brasil, Asoasiasi Sepak Bola Inggris (FA) juga mengumumkan hal serupa.
Namun, FA mengklaim bahwa sejatinya mereka sudah menerapkan kesetaraan gaji sejak Januari 2020.
"FA menggaji pemain wanita persis sama dengan nominal yang diterima pemain pria, baik dalam hal biaya per pertandingan maupun bonus."
"Kesetaraan ini telah berjalan sejak Januari 2020," demikian pernyataan FA.
Selain Brasil dan Inggris, terdapat tiga negara lain yang sudah menerapkan kesetaraan gaji, yakni Australia, Norwegia, serta Selandia Baru.
Baca juga: INFOGRAFIK: Marta Cetak Rekor Gol Piala Dunia, Lewati Miroslav Klose
Ketimpangan nominal gaji antara pemain profesional putra dan putri sebelumnya sudah menjadi sorotan sejak 2019.
Kala itu, timnas putri AS selaku kampiun Piala Dunia Wanita 2019 mengggugat federasi sepak bola mereka dengan tuduhan deskriminasi atas gaji yang diberikan.
Para pemain timnas putri AS meminta ganti rugi sebesar 66 juta dollar (sekitar Rp 976 miliar) di bawah Undang-undang Kesetaraan Upah (Equal Pay Act).
Namun, gugatan tersebut ditolak dan tahun ini mereka dikabarkan tengah mengajukan banding.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.