Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik FIFPro Soal Pemotongan Gaji, Ketum PSSI Beri Tanggapan

Kompas.com - 23/05/2020, 18:00 WIB
Benediktus Agya Pradipta,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, merespons kritik Federasi Pesepak Bola Profesional Dunia ( FIFPro) soal pemotongan gaji pemain Liga 1 dan Liga 2 2020.

PSSI selaku induk sepak bola Indonesia menerapkan kebijakan pemotongan maksimal 75 persen gaji pemain selama pandemi Covid-19.

Dengan demikian, PSSI mempersilakan klub-klub peserta Liga 1 dan Liga 2 untuk menggaji pemain maksimal 25 persen pada Maret hingga Juni 2020.

Poin itu tertera dalam Surat Keputusan bernomor SKEP/48/III/2002 tanggal 27 Maret 2020.

Baca juga: PSSI Pastikan Sudah Lunasi Gaji Shin Tae-yong dan Staf Pelatih Timnas Indonesia

Namun, berdasarkan pemberitaan sebelumnya, PSSI dianggap tidak mengikutsertakan Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) dalam mengambil keputusan terkait pemotongan gaji pemain.

Situasi ini dinilai tidak sesuai dengan standar yang telah diberikan FIFA selaku induk sepak bola dunia.

Sebelumnya, FIFA dan AFC berpesan kepada semua federasi di bawah mereka, termasuk PSSI, untuk bekerja sama dengan klub dan pemain dalam urusan pemotongan gaji di tengah pandemi.

"PSSI mengintervensi hubungan kerja pemain tanpa keinginan untuk mengundang serikat pesepak bola ke meja perundingan," ucap Direktur Legal FIFPro, Roy Vermeer, dikutip dari Antara.

Baca juga: FIFPro: Pesepak Bola yang Alami Gejala Depresi Meningkat

Situasi semakin diperkeruh setelah FIFPro menemukan fakta bahwa sejak April 2020, tak ada satupun klub Liga 1 yang membayar pemain lebih dari 25 persen. Bahkan, ada dua tim yang hanya memberikan 10 persen dari gaji normal.

Adapun di Liga 2, seluruh tim (24) membayar penghasilan pemain antara 10 hingga 15 persen dari kesepakatan.

"Fakta bahwa keputusan PSSI berlaku sejak Maret mengumumkan bahwa PSSI tidak peduli dengan standar internasional, apalagi soal kesejahteraan pemain di Indonesia," ujar Roy Vermeer.

Baca juga: Pemain Liga 2 Ada yang Digaji Rp 737.000, PSSI Kena Kritik FIFPro

Setelah mendapat kritik dari FIFPro, Mochamad Iriawan pun angkat bicara. Dia meminta semua pihak untuk mengehentikan perdebatan tentang untung dan rugi selama pandemi.

Menurutnya, perdebatan tentang gaji pemain terkesan tidak berempati pada kesulitan yang sedang dihadapi bersama.

"Hentikan berdebat tentang untung, rugi dan bunyi kontrak. Tidak ada guna memperdebatkan situasi bencana yang justru terkesan tidak berempati dengan kesulitan yang sama-sama dihadapi oleh bangsa," kata Mochamad Iriawan.

"Faktanya, saat ini kompetisi sedang mati suri. Jangan ada pihak yang malah 'mengompori'," imbuh dia.

Baca juga: Alasan Terima Tawaran Latih Timnas, Luis Milla: Orang-orang PSSI Terlihat Serius

Lebih lanjut, Iriawan menegaskan bahwa PSSI sudah berkoordinasi dengan FIFA terkait keadaan kahar (force majeure) Covid-19 di Indonesia.

Oleh karena itu, dia mengajak semua pihak saling memahami dan mempererat kerja sama agar bisa melewati masa yang penuh dengan rintangan ini.

"Saya berharap semua pihak bisa saling berangkulan erat untuk bersama-sama bangkit dan bertahan hidup melawati bencana ini, baik itu klub, pemain, pelatih dan semua insan sepak bola yang saling mengikat kontrak," tutur Mochamad Iriawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Final dan Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024

Jadwal Final dan Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Kalah dari Uzbekistan, VAR Tak Bisa Disalahkan

Indonesia Kalah dari Uzbekistan, VAR Tak Bisa Disalahkan

Timnas Indonesia
Perjuangan PSS Lolos Degradasi Bekuk Persib, Sang Penentu Emosional

Perjuangan PSS Lolos Degradasi Bekuk Persib, Sang Penentu Emosional

Liga Indonesia
Erick Thohir Sebut Calvin Verdonk-Jens Raven dalam Proses Naturalisasi

Erick Thohir Sebut Calvin Verdonk-Jens Raven dalam Proses Naturalisasi

Timnas Indonesia
PSS Vs Persib, Saat Pelapis Maung Kandas 10 Pemain Elang Jawa

PSS Vs Persib, Saat Pelapis Maung Kandas 10 Pemain Elang Jawa

Liga Indonesia
Indonesia Vs Uzbekistan: Jangan Kecilkan Perjuangan Garuda, Tetap Dukung

Indonesia Vs Uzbekistan: Jangan Kecilkan Perjuangan Garuda, Tetap Dukung

Timnas Indonesia
Tim Piala Uber Indonesia Siap Hadapi Jepang dengan Kekuatan Penuh

Tim Piala Uber Indonesia Siap Hadapi Jepang dengan Kekuatan Penuh

Badminton
Hasil Lengkap Liga 1: RANS Nusantara Jadi Tim Terakhir yang Degradasi

Hasil Lengkap Liga 1: RANS Nusantara Jadi Tim Terakhir yang Degradasi

Liga Indonesia
Hasil Persija Vs PSIS 2-1, Macan Kemayoran Sukses Menang di Kandang

Hasil Persija Vs PSIS 2-1, Macan Kemayoran Sukses Menang di Kandang

Liga Indonesia
Hasil PSS Vs Persib, Maung Bandung Kalah, Super Elja Selamat

Hasil PSS Vs Persib, Maung Bandung Kalah, Super Elja Selamat

Liga Indonesia
Kiper Keturunan Belanda Maarten Paes Resmi Jadi WNI

Kiper Keturunan Belanda Maarten Paes Resmi Jadi WNI

Liga Indonesia
Irak Yakin Bisa Kalahkan Timnas Indonesia demi Olimpiade Paris

Irak Yakin Bisa Kalahkan Timnas Indonesia demi Olimpiade Paris

Timnas Indonesia
Bayern Vs Madrid, Satu Paket yang Diperlukan untuk Singkirkan El Real

Bayern Vs Madrid, Satu Paket yang Diperlukan untuk Singkirkan El Real

Liga Champions
Rizky Ridho Melakukan Pelanggaran Serius

Rizky Ridho Melakukan Pelanggaran Serius

Timnas Indonesia
Eks Wasit FIFA Jelaskan Alasan Gol Timnas U23 Indonesia Dianulir

Eks Wasit FIFA Jelaskan Alasan Gol Timnas U23 Indonesia Dianulir

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com