MALANG, KOMPAS.com - Arema dan Singo Edan layaknya sebuah kesatuan yang menjadi identitas yang saling melengkapi satu sama lain.
Ketika menyebut nama Arema, pasti Singo Edan terselip pertama dalam pikiran.
Begitu pula ketika menyebut nama Singo Edan, akan tergambar sebuah klub asal Kota Malang dengan warna kebesaran biru dan dengan lambang kepala singanya.
Bisa dibilang Singo Edan sudah menjadi identitas tersendiri bagi Arema. Pada saat klub mengalami pergantian kepengurusan kepemilikan, perubahan nama tim, transformasi logo, julukan Singo Edan tetap terpatri tidak bergeser.
Baca juga: Mantan Pemain Arema FC Latihan di Tempat Legendaris
Namun, di balik kebesaran nama Singo Edan, nyatanya tidak semua tahu asal-usul julukan tersebut, bahkan Aremania sendiri banyak yang kehilangan jejak sejarah.
Singo Edan terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Jawa. Singo yang artinya singa dan Edan yang artinya beringas, gila, atau tidak waras.
Banyak yang menyebut julukan Singo tersebut muncul dari logo kepala singa yang menjadi ciri khas tim asal Kota Malang tersebut. Adapun Edan merujuk pada gaya permainan Arema yang keras, lugas, dan tanpa kompromi.
Akan tetapi, pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar, juga tidak sepenuhnya salah karena diksi dari Singo Edan tersendiri adalah demikian.
Tidak ditemukan literasi kapan pastinya julukan Singo Edan muncul dan digunakan.
Yang jelas berdasarkan pernyataan dari pentolan-pentolan Aremania, julukan Singo Edan adalah pemberian dari Sam Ikul, sapaan akrab Lucky Acub Zaenal (alm), salah satu pendiri Arema pada 1987.
Baca juga: Arema FC Bagikan 2.000 Bungkus Nasi kepada Pengemudi Ojol
Salah satu cerita datang dari Noor Ramadhan atau yang biasa dipanggil Nunun. Nunun adalah salah satu Aremania yang sering mendampingi Sam Ikul selama masa hidupnya, bahkan saat Sam Ikul tengah berjuang melawan hepatitis C.
Nunun bercerita awal mula julukan Singo Edan terjadi tanpa direncanakan, mengalir begitu saja. Nunun tidak menyebut kapan kejadiannya, tetapi yang jelas dia bercerita tercetus Singo Edan saat perjalanan ke Stadion Brantas Batu.
"Iya, ceritanya para wartawan senior saat itu bersama Sam Ikul satu mobil perjalanan ke Stadion Brantas Batu, ada pertandingan karena Stadion Gajayana direnovasi," kata Nunun kepada Kompas.com.
Sam Ikul berangkat bersama satu mobil dengan awak media yang akan meliput pertandingan. Karena hubungan kedua belah pihak yang terbilang cukup dekat, di situlah tercetusnya julukan Singo Edan.
Baca juga: PSSI Ulang Tahun ke-90, Arema FC Layangkan Doa dan Harapan
Pada waktu itu, Arema masih belum memiliki julukan. Berawal dari pertanyaan iseng Sam Ikul dan awak media terlibat diskusi ringan mengenai julukan yang cocok untuk Arema.