KOMPAS.com - Penyerang muda Real Madrid, Luka Jovic, terancam ditahan setelah melanggar aturan isolasi diri yang diterapkan Pemerintah Serbia, negara asalnya.
Luka Jovic dilaporkan kembali ke kampung halamannya setelah dinyatakan negatif Covid-19 dan mendapat izin dari Real Madrid.
Namun, begitu sampai di Serbia, pemain berusia 22 tahun itu justru kedapatan berjalan di pusat Kota Belgrade bersama kekasihnya.
Dilansir dari AS, Jovic memutuskan keluar rumah untuk merayakan ulang tahun pasangannya yang diketahui sedang hamil.
Baca juga: Luka Jovic, Pemain Berbakat Kesekian yang Rusak gara-gara Real Madrid
Sikap Jovic sontak membuat geram Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, dan Perdana Menteri, Ana Brnabic.
Pasalnya, sejak Minggu (15/3/2929), Pemerintah Serbia menerapkan aturan karantina selama 14-29 hari untuk warganya yang baru kembali dari luar negeri.
Pemerintah Serbia pun mengecam Jovic karena melanggar aturan setelah pulang dari Spanyol yang merupakan negara dengan jumlah kasus positif virus corona tertinggi kedua di Eropa.
Bahkan, pemerintah setempat memberi peringatan keras kepada sang pemain dengan mengatakan akan menjebloskan Jovic ke pencara apabila kembali melanggar peraturan tersebut.
"Saya tahu dia sudah meminta maaf. Namun, jika nanti melenggar lagi, dia akan dipenjara," kata Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, dikutip dari situs AS.
"Saya ingin mengingatkan ini karena menyangkut keselamatan orang banyak," tutur dia.
Baca juga: Pulang ke Serbia dan Dikritik Perdana Menteri, Luka Jovic Minta Maaf
Menanggapi situasi tersebut, sang ayah, Milan Jovic, turut angkat bicara.
Dia mengaku sepakat dengan sikap Pemerintah Serbia atas perilaku putranya yang dianggap mengancam keselamatan banyak orang.
Bahkan, Milan mengatakan bahwa dirinya rela apabila Jovic harus dijebloskan ke penjara. Namun, dia juga memastikan, hal tersebut baru bisa terjadi ketika Jovic benar-benar bersalah.
"Jika harus masuk penjara, dia akan masuk," ucap Milan, dikutip dari Marca.
"Saya sepenuhnya setuju dengan Presiden (Serbia) dan Perdana Menteri, tetapi hanya jika dia bersalah," tutur dia.
Baca juga: Di Tengah Pandemi Corona, Jepang Tetap Antusias Sambut Olimpiade 2020
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.