Kendati demikian, tak satupun dari pasal itu benar-benar melarang sistem yang dioperasikan oleh pebalap melalui setir.
Jika sistem ini dinyatakan menyalahi pasal 10.2.3, kemudi pada roda depan juga bisa jadi melanggar karena suspensi bergerak akibat dari roda bergerak.
Di sisi lain, ada pula sebagian pihak yang mempertanyakan keamanan sistem tersebut.
Direktur Balap F1, Michael Masi, mengatakan bahwa FIA tidak akan pernah membiarkan penggunaan perangkat yang bisa membahayakan keselamatan.
Baca juga: Dekade Kelam Ferrari Sepanjang 2010-2019
DAS diketahui sudah menjalani uji tabrak akhir 2019 lalu.
"Saya pikir dari perspektif FIA, keselamatan adalah elemen nomor satu," katanya kepada Motorsport.com.
"Jadi tidak ada yang perlu diragukan dari sisi keamanannya. Yakinlah bahwa itu adalah prioritas tertinggi dari kami," ujar Masi.
Pernyataan yang dilontarkan Masi senada dengan yang diucapkan para petinggi dari tim-tim rival Mercedes sendiri.
Direktur Olahraga Renault, Alan Permane, berpendapat bahwa tidak ada tim di F1 yang akan menggunakan perangkat yang bisa membahayakan pebalap.
"Kita tidak bisa berspekulasi tentang seberapa amannya jika para pengemudi menjaga kedua tangannya di setir," katanya.
"Masalahnya adalah orang-orang khawatir tentang pebalap yang mengemudi dengan satu tangan, terutama di tikungan dengan kecepatan tinggi," ujar dia.
Baca juga: Dunia Balap Jerman Perlahan Tinggalkan F1 dan Berpaling ke Formula E
Meskipun FIA menyatakan DAS tidak melanggar peraturan, perangkat tersebut pada akhirnya tak diizinkan untuk musim 2021.
Namun, Mercedes masih bisa menggunakannya untuk musim 2020.
Ditanya mengapa FIA membuat langkah itu, Masi menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.
"Saya pikir Anda sangat bijaksana dalam memperhatikan perubahan peraturan 2021," katanya.