KOMPAS.com - Meski tim nasional Indonesia menelan dua kekalahan beruntun di Kualifikasi Piala Dunia 2022, sang pelatih Simon McMenemy tetap mendapatkan dukungan.
Dukungan itu datang dari 2 legenda sepak bola nasional, yakni Peri Sandria dan Budi Sudarsono.
Peri Sandria, yang merupakan penyerang timnas Indonesia saat meraih medali emas SEA Games 1991, meyakini bahwa Simon McMenemy perlu diberikan waktu untuk membenahi skuadnya.
Baca juga: 26 Atlet Bakal Tampil di Kejuaraan Dunia Badminton Junior 2019
"Simon harus diberikan kesempatan melanjutkan tugasnya. Saya tahu dia pelatih bagus," ujar Peri Sandria, seperti dikutip dari Antara, Senin (16/9/2019).
Lebih lanjut, Peri menyebut bahwa McMenemy adalah juru taktik yang memiliki program terukur dan direncanakan dengan baik.
Dia mengetahui persis hal itu karena pernah menjadi asisten McMenemy saat menangani klub Pelita Bandung Raya pada tahun 2013.
"Simon usianya memang masih muda, tetapi pengalamannya lumayan banyak," kata Peri yang pernah memegang rekor pencetak gol terbanyak di Liga Indonesia pada 1994-1995 (34 gol).
Menurut Peri, saat ini yang diperlukan timnas Indonesia adalah kekompakan antarpemain di dalam dan luar lapangan.
Selain itu, tentu saja memperdalam penguasaan taktik serta strategi pelatih.
Legenda timnas lainnya, Budi Sudarsono, menilai bahwa terlalu riskan jika PSSI buru-buru melakukan pergantian pelatih.
Sebab, kedatangan pelatih baru akan membuat timnas Indonesia harus beradaptasi lagi dan hal itu membutuhkan waktu.
"Kontrak Simon dipertahankan, jangan terlalu cepat mengganti pelatih," ujar Budi Sudarsono.
"Misalnya ada pelatih baru, dia akan memerlukan waktu untuk penyesuaian termasuk mengenal karakter pemain," tutur penyerang tersubur pada Piala AFF 2008 itu melanjutkan.
Meski demikian, Budi tetap menyoroti kinerja Simon terutama dari sisi taktik.
Jika memang Simon menyadari pemainnya kurang dari sisi stamina, seharusnya tidak menerapkan taktik yang cepat menguras energi.
"Timnas jangan bermain dengan mengandalkan kekuatan seperti saat menghadapi Thailand yang banyak melepaskan umpan panjang. Itu tidak efektif juga mudah terbaca."
Pelatih harus menyesuaikan taktik dengan kondisi pemain. Kalau dari sisi pemain, saya rasa mereka itu lebih baik dari zaman saya," ujar Budi.
Timnas Indonesia terpuruk di dasar klasemen Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia setelah mencatatkan dua kali kekalahan dari dua laga yang semuanya digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Baca juga: Kebakaran Hutan Kalimantan Mulai Ganggu Jadwal Kalteng Putra di Liga 1
Indonesia takluk 2-3 dari Malaysia pada Kamis (5/9/2019) dan kalah 0-3 dari Thailand, Selasa (10/9/2019).
Hasil negatif itu membuat pelatih Simon McMenemy mendapatkan kritikan dari sejumlah pihak, termasuk suporter Indonesia yang menyaksikan laga di SUGBK.
Berikutnya, pada bulan Oktober 2019, Indonesia akan menjalani laga tandang ke Dubai untuk menghadapi Uni Emirat Arab (UAE) pada Kamis (10/10/2019) dan Vietnam pada Selasa (15/10/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.