Match-fixing atau pengaturan pertandingan, adalah salah satu isu krusial yang berkaitan dengan perjudian olahraga, terlebih karena hal itu merusak integritas, yang menjadi esensi dasar industri olahraga.
Seiring dengan banyaknya data yang dapat diakses, maka analisa, yang bisa dilakukan untuk mendalami korelasi antara pertaruhan dan pertandingan yang sedang berlangsung, juga menjadi makin akurat. Hal itu tentu saja bakal menyulitkan para auktor di balik pengaturan pertandingan tersebut.
Sepak bola memang menjadi salah satu olahraga favorit yang dipertaruhkan, karena setiap hari dan setiap saat, pasti ada pertandingan seru, yang sedang berlangsung di berbagai penjuru dunia.
Berbagai macam kasus match-fixing atau korupsi dalam dunia sepak bola terus terdengar. Namun hal ini juga terjadi hampir di seluruh cabang olahraga yang ada.
Roda positif
Sekilas memang ada roda positif yang tergulir, sebagai efek dari pertaruhan bagi dunia olaharaga. Namun lagi-lagi, dampak negatifnya pun tetap terus dirasakan.
Sampai saat ini, regulasi mengenai ruang gerak sebuah lembaga perjudian di dunia olahraga, masih hanya terkait dengan masalah ‘usia legal’ di daerah tersebut, di mana mereka tidak bisa melakukan promosi sports betting pada produk-produk untuk anak di bawah umur, atau menggunakan atlit di bawah umur untuk kegiatan komersil apapun.
Baru beberapa bulan lalu, liga sepakbola di AS, Major League Soccer (MLS), menjadi liga pertama di Amerika, yang memberikan lampu hijau bagi perusahaan perjudian olahraga, untuk bisa menjadi sponsor di jersey pemain maupun di stadion.
Setiap organisasi olahraga pasti mempunyai opini dan regulasinya masing-masing terhadap sports betting atau pertaruhan di dunia olahraga.
Tidak ada cara yang pasti benar maupun yang salah, kecuali ignorance, ‘ketidaktahuan’ terhadap fakta bahwa pertaruhan sudah menjadi bagian dari industri olahraga. (Gabriella Putri Witdarmono, Master Sport Management Columbia University, New York; kini bekerja di klub sepak bola)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.