KOMPAS.com - Harry Maguire menjadi bek termahal dunia setelah menuntaskan transfer sebesar 85 juta pounds alias Rp 1,48 triliun ke Manchester United pada Senin (5/8/2019).
Mantan senior Harry Maguire di Hull City, Curtis Davies, memberikan pandangan di balik layar terhadap apa yang membuat pemain berusia 26 tahun tersebut begitu dipandang tinggi oleh klub elite sekelas Manchester United.
Menurutnya, Harry Maguire tak pernah menyia-nyiakan kesempatan yang datang kepadanya.
"Sepanjang karier, ia tak pernah minder apabila mendapat kesempatan," ujar Curtis Davies seperti dikutip dari Hull Daily Mail.
"Harry layak mendapatkan semua yang datang kepadanya, ia adalah anak baik."
Baca Juga: Ganda Putra India Akui Ada Pengaruh Tangan Dingin Pelatih Asal Indonesia
Curtis Davies mengatakan bahwa kepribadian Harry Maguire terbentuk dari mereka yang dekat dengan sang pemain.
"Harry seorang yang sangat berorientasi kepada keluarga, istri, dan teman-temannya yang telah ia kenal sejak kecil," ujar Davies lagi.
"Anda tak akan mudah mengubahnya karena karakternya kuat. Ia adalah seorang yang rendah hati."
Menurut Curtis Davies, kekuatan dan kelebihan pemain dengan tinggi 194 cm itu melebihi stereotime pemain dengan fisik raksasa sepertinya.
"Mungkin orang biasa akan menilai Harry dari badannya dan mengatakan, 'ia adalah pemain kuat yang bagus di udara, tetapi tak ada keunggulan lain'," ujarnya.
Baca Juga: Absen Juara di Thailand, Ganda Putra Indonesia Difokuskan Menuju WBC 2019
"Namun, anggapan ini salah jika Anda melihatnya latihan tiap hari. Ia adalah salah satu pemain dengan teknik terbaik di Hull. Sentuhannya, betapa nyaman ia dengan bola, Harry jelas salah satu pemain terbaik kami," tuturnya lagi.
Sayang, Curtis Davies dan Harry Maguire tak bisa menyelamatkan Hull City dari degradasi pada akhir musim 2016-2017.
Akan tetapi, Maguire terpilih sebagai Pemain Terbaik Hull pada akhir musim setelah tampil brilian dalam 36 penampilannya. Ia berhasil mencetak 3 gol.
Pemain kelahiran Sheffield itu pun pindah ke Leicester City pada Juni 2017 dengan bayaran 12 juta pounds.
Karier Harry Maguire mencapai puncak setelah ia mencetak gol sundulan saat Inggris bertemu dengan Swedia pada perempat final Piala Dunia 2018.
Ia menjadi pencetak gol pertama Timnas Inggris dalam sebuah laga perempat final Piala Dunia sejak Michael Owen kontra Brasil pada Piala Dunia 2002.
Hull Daily Mail juga menggambarkan perkembangan meteoriknya dari pemain semenjana ke bek termahal dunia.
Hingga November 2016, Harry Maguire sebenarnya masih sulit menembus tim utama Hull City.
Ia kesulitan menggoyang duo bek tengah Curtis Davies dan Michael Dawson, yang menjadi preferensi pelatih Steve Bruce.
Maguire baru dapat kesempatan setelah asisten pelatih, Mike Phelan, menggantikan Bruce.
Baca juga: 4 Alasan Juventus Rela Lepas Wonderkid Italia ke Liga Inggris
Namun, start pertamanya di Premier League berakhir tragis setelah Hull kalah 1-6 ketika bertandang ke markas Bournemouth pada Oktober 2016.
Hasil itu masih menjadi kekalahan terbesar yang pernah diderita sang pemain.
"Ia harus belajar cepat apabila ingin bertahan hidup di level ini," tulis BBC.
Pada pertandingan itu, Harry Maguire kehilangan bola 13 kali di barisan belakang.
"Bukan pengalaman terbaik yang Anda inginkan sebagai pemain. Namun, Harry harus menghadapi kelemahan-kelemahannya dan itu adalah pengalaman membangun karakter terbaik, yang membuatnya bisa meraih banyak hal lebih besar," tutur Mike Phelan di Sky Sports.
Hanya tiga tahun berselang, proses pembelajaran Harry Maguire berhasil membawanya menjadi bek termahal dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.