Juventus Vs Ajax, Manajemen Si Nyonya Besar Tetap Pertahankan Allegri

KOMPAS.com - Kegagalan Juventus menembus babak semifinal Liga Champions memunculkan spekulasi terkait masa depan sang pelatih, Massimiliano Allegri.

Berbagai isu menyebutkan bahwa eks pelatih AC Milan itu akan terdepak dari kursi kepelatihan Juventus jika gagal mengantarkan Cristiano Ronaldo cs juara Liga Champions.

Namun, Allegri membantah rumor tersebut. Ia memastikan bahwa pihak klub tetap memberikannya kepercayaan untuk musim depan.

Baca juga: 3 Fakta Menarik dari Pertandingan Juventus Vs Ajax

"Saya sudah berbicara dengan presiden (Andrea Agnelli), saya akan tetap di Juventus pada musim depan dan kami sudah merencanakan musim kompetisi berikutnya," ujar Allegri seusai laga melawan Ajax Amsterdam, pada Selasa (16/4/2019).

Kepastian manajemen Juventus mempertahankan Allegri disambut positif oleh Federico Bernardeschi, pemain yang mulai sering mendapat kepercayaan dari sang pelatih.

Bernardeschi meyakini bahwa Juventus berada di tangan pelatih yang tepat untuk menggapai impian menjuarai Liga Champions.

"Saya senang presiden mengonfirmasi bahwa Allegri akan tetap tinggal pada musim depan," ujar Bernardeschi.

"Ini adalah sinyal penting karena presiden menginginkan gelar Liga Champions dan tentunya akan membangun tim yang mampu memenanginya. Saya yakin kami akan meraihnya, cepat atau lambat," tutur dia.

Baca juga: Juventus Vs Ajax, Massimiliano Allegri Puji Kehebatan Lawan

Sejak menangani Juventus pada 2014, Allegri sebetulnya memang memiliki torehan prestasi yang terbilang bagus, terutama di kancah domestik.

Ia sukses membawa Juventus empat kali beruntun menjuarai Liga Italia, bahkan kemungkinan besar lima kali beruntun jika ditambah dengan gelar musim ini.

Baca juga: Ajax Butuh 22 Tahun untuk Kembali ke Semifinal Liga Champions

Selain itu, Allegri juga mampu mempersembahkan 4 trofi Coppa Italia serta 2 kali juara Supercoppa Italiana.

Dalam ajang Liga Champions, prestasi Allegri juga tak terlalu buruk. Ia pernah mengantarkan Juventus dua kali ke final, meski semuanya berujung kepada kekalahan.