Demi alasan keamanan, kedua suporter diimbau tidak menyambangi kandang lawannya masing-masing pada final yang digelar di Surabaya pada 9 April, dan Malang pada 12 April. Hal tersebut sudah disepakati perwakilan
Bonek dan
Aremania.
"Kesepakatan berlaku. Pada saat main di Surabaya, suporter Arema tidak datang. Begitu juga sebaliknya," kata Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Luki Hermawan di Mapolda Jatim, Senin (8/4/2019).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap Bonek dan Aremania harus bisa menjadikan momentum final Piala Presiden sebagai ajang perdamaian.
Khofifah tidak ingin sampai terjadi baku hantam dan jatuh korban, seperti kasus-kasus yang pernah terjadi sebelumnya di gelaran sepak bola nasional.
"Mendekati pertandingan Final Piala Presiden, antara Persebaya dengan Arema, keduanya mesti bisa menghormati satu sama lain, entah itu di Surabaya ataupun di Malang," ujar Khofifah di sela Konser Slank dan Ngaji Kebangsaan di Lapangan Makodam V Brawijaya, Surabaya, Minggu (7/4/2019).
KOMPAS / WAWAN H PRABOWO Para pemain Persib Bandung bersuka cita memboyong trofi usai mengalahkan Sriwijaya FC dalam final Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (18/10/2015).
Sementara itu, Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali mendukung sistem keamanan bagi suporter seperti yang diterapkan di Inggris. Alih-alih melarang suporter rival datang ke kandang lawan, pihak kepolisian dan federasi di sana justru menjamin keamanan mereka.
Para suporter itu dikawal sejak keberangkatan hingga pulang. Dengan syarat, suporter bersedia tunduk dan patuh mengikuti arahan polisi yang bertugas menjamin keamanan.