Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semoga Nantinya Bonek-Aremania Bisa Seperti Madridistas-Barcelonistas

Kompas.com - 10/04/2019, 09:00 WIB
Alsadad Rudi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rivalitas antara Real Madrid dan Barcelona banyak dinilai merupakan yang tersengit di jagad sepak bola.
 
Persaingan kedua kelompok suporter itu bahkan tak cuma soal permainan si kulit bundar. Ada politik identitas juga di dalamnya.
 
Sebagai klub yang berbasis di Ibu Kota, Real Madrid acap dianggap sebagai representasi Pemerintah Spanyol. Sementara itu, Barcelona yang berasal dari wilayah Catalunya, sering dinilai sebagai simbol perlawanan masyarakat daerah yang ingin memerdekakan diri dan punya bahasa sendiri itu.
 
El Barca, julukan Barcelona, punya semboyan yang seperti membenarkan anggapan yang ditujukan kepada mereka, yakni Mes Que Un Club, atau bila diterjemahkan berarti Lebih dari Sekedar Klub.
 
 
Kebencian Barcelonistas, sebutan pendukung Barca, terhadap Real Madrid dan Pemerintah Spanyol bahkan ditunjukan ketika tim kebanggaannya tampil di final Copa del Rey atau Piala Raja Spanyol. Mereka kerap menghina dan mengejek setiap lagu kebangsaan diperdengarkan.
 
Sebaliknya, Madridistas, pendukung Real Madrid, adalah kelompok yang selalu membela lagu kebangsaan dan harga diri negaranya. 
 
Madridistas bahkan pernah mencemooh Gerard Pique, salah satu pemain Barcelona yang menyatakan mendukung kemerdekaan Catalunya saat sang pemain memperkuat tim nasional Spanyol pada kualifikasi Piala Dunia 2018 melawan Italia, di Stadion Santiago Bernabeu, September 2017.

 
Pendukung Real Madrid yang tengah berada di kerumunan pendukung Barcelona saat pertandingan kedua tim di Stadion Camp Nou, Barcelona.as.com Pendukung Real Madrid yang tengah berada di kerumunan pendukung Barcelona saat pertandingan kedua tim di Stadion Camp Nou, Barcelona.
Meski terikat rivalitas sengit, baik Madridistas maupun Barcelonistas tak pernah melarang pendukung lawannya untuk datang mendukung timnya bila bertandang ke markasnya masing-masing. Dalam setiap laga El Clasico, Madridistas tetap bisa datang ke Camp Nou, demikian pula Barcelonistas yang tetap bisa menginjakan kaki di Santiago Bernabeu.
 
Kalaupun ada sambutan negatif, paling-paling hanya cemoohan dan saling ejek. Tak pernah ada aksi kekerasan berpotensi kematian.
 
 
 
 
Pelatih Arema FC Milomir Seslija (baju putih) saat menyapa Aremania usai menang 4-1 atas Persita Tangerang dalam laga Babak 32 Besar Piala Indonesia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (26/1/2019)KOMPAS.com / ANDI HARTIK Pelatih Arema FC Milomir Seslija (baju putih) saat menyapa Aremania usai menang 4-1 atas Persita Tangerang dalam laga Babak 32 Besar Piala Indonesia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (26/1/2019)
 
Jauh di belahan dunia lainnya, rivalitas sengit antara Persebaya Surabaya dan Arema FC tersaji pada Piala Presiden 2019. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, laga final pada edisi kali ini menggunakan sistem kandang-tandang. Jadi, laga final akan digelar dua kali, masing-masing di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya; dan Kanjuruhan, Malang.
 
Layaknya Real Madrid dan Barcelona, Persebaya dan Arema adalah musuh bebuyutan. Keduanya adalah tim besar dan punya tradisi kuat di Jawa Timur.
 
Walau demikian, persaingan Persebaya dan Arema tak sampai dicampuri politik identitas. Secara budaya, kedua suporter juga bisa dibilang punya latar belakang yang sama.
 
 
Tapi kondisi tersebut bukan jaminan Bonek, seputan pendukung Persebaya, bisa dengan mudah datang ke Malang. Situasi yang sama juga dialami Aremania, nama pendukung Arema.
 
Demi alasan keamanan, kedua suporter diimbau tidak menyambangi kandang lawannya masing-masing pada final yang digelar di Surabaya pada 9 April, dan Malang pada 12 April. Hal tersebut sudah disepakati perwakilan Bonek dan Aremania.
 
Tendangan melengkung Irfan Jaya membawa Persebaya unggul lebih dulu atas Arema FC pada final leg pertama Piala Presiden 2019. Persebaya ditahan imbang Arema FC 1-1 di Stadion Gelora Bung Tomo sore ini (9/4/2019).Dok. Persebaya Tendangan melengkung Irfan Jaya membawa Persebaya unggul lebih dulu atas Arema FC pada final leg pertama Piala Presiden 2019. Persebaya ditahan imbang Arema FC 1-1 di Stadion Gelora Bung Tomo sore ini (9/4/2019).
 
"Kesepakatan berlaku. Pada saat main di Surabaya, suporter Arema tidak datang. Begitu juga sebaliknya," kata Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Luki Hermawan di Mapolda Jatim, Senin (8/4/2019).
 
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap Bonek dan Aremania harus bisa menjadikan momentum final Piala Presiden sebagai ajang perdamaian.
Khofifah tidak ingin sampai terjadi baku hantam dan jatuh korban, seperti kasus-kasus yang pernah terjadi sebelumnya di gelaran sepak bola nasional.
 
 
"Mendekati pertandingan Final Piala Presiden, antara Persebaya dengan Arema, keduanya mesti bisa menghormati satu sama lain, entah itu di Surabaya ataupun di Malang," ujar Khofifah di sela Konser Slank dan Ngaji Kebangsaan di Lapangan Makodam V Brawijaya, Surabaya, Minggu (7/4/2019).
 
Para pemain Persib Bandung bersuka cita memboyong trofi usai mengalahkan Sriwijaya FC dalam final Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (18/10/2015).KOMPAS / WAWAN H PRABOWO Para pemain Persib Bandung bersuka cita memboyong trofi usai mengalahkan Sriwijaya FC dalam final Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (18/10/2015).
 
Sementara itu, Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali mendukung sistem keamanan bagi suporter seperti yang diterapkan di Inggris. Alih-alih melarang suporter rival datang ke kandang lawan, pihak kepolisian dan federasi di sana justru menjamin keamanan mereka. 
 
Para suporter itu dikawal sejak keberangkatan hingga pulang. Dengan syarat, suporter bersedia tunduk dan patuh mengikuti arahan polisi yang bertugas menjamin keamanan.


Menurut Akmal, sistem serupa pernah diterapkan saat final Piala Presiden 2015 yang mempertemukan Persib Bandung vs Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
 
 
Suasana parade perayaan Persija Jakarta menjuarai Liga 1 di Jakarta, Sabtu (15/12/2018). Parade mengambil rute dari Plaza Barat Stadion Utama Gelora Bung Karno menuju Balai Kota.Kompas.com/Alsadad Rudi Suasana parade perayaan Persija Jakarta menjuarai Liga 1 di Jakarta, Sabtu (15/12/2018). Parade mengambil rute dari Plaza Barat Stadion Utama Gelora Bung Karno menuju Balai Kota.
 
Meski tak melibatkan Persija Jakarta, ketika itu muncul kekhawatiran masalah keamanan karena pertandingan dihelat di Jakarta, yang notabene kota basis bagi The Jakmania, sebutan pendukung Persija yang merupakan musuh bebuyutan Persib.
 
Walau demikian, manajemen pertandingan dalam laga tersebut dinilai berjalan dengan baik, sehingga ribuan Bobotoh, sebutan pendukung Persib, tetap bisa menyaksikan timnya bertanding di Jakarta.
 
“Kenapa aman? Karena semua turun tangan, dari gubernur, polisi, lalu suporter Persija dan Persib. Kenapa ini tidak dicoba di sepak bola kita,” ujar Akmal dikutip dari Kumparan.
 
Sebagai pecinta sepak bola tanah air yang ingin melihat kemajuan sepak bola nasional, kita tentu berharap ke depannya baik Bonek dan Aremania, atau bahkan kelompok suporter lainnya yang bertikai, tidak lagi sekedar menjaga situasi kondusif. Mereka juga diharapkan bisa dengan ikhlas menerima suporter rival ke kandang tim kesayangannya, seperti yang dilakukan Madridistas dan Barcelonistas di Spanyol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Piala Asia U23, Saat Shin Tae-yong Masih Pertanyakan Kinerja Wasit…

Piala Asia U23, Saat Shin Tae-yong Masih Pertanyakan Kinerja Wasit…

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: STY Apresiasi Timnas Indonesia, Sebut Garuda Maju Drastis

Piala Asia U23 2024: STY Apresiasi Timnas Indonesia, Sebut Garuda Maju Drastis

Timnas Indonesia
Hasil Chelsea Vs Tottenham 2-0: The Blues Berjaya, Postecoglou Meradang

Hasil Chelsea Vs Tottenham 2-0: The Blues Berjaya, Postecoglou Meradang

Liga Inggris
Hasil Roma Vs Leverkusen 0-2: Dongeng Alonso Berlanjut, 47 Laga Tanpa Kalah!

Hasil Roma Vs Leverkusen 0-2: Dongeng Alonso Berlanjut, 47 Laga Tanpa Kalah!

Liga Lain
Shin Tae-yong soal Kedalaman Skuad Garuda dan 'Burnout' Pemain Jelang Laga Kontra Guinea

Shin Tae-yong soal Kedalaman Skuad Garuda dan "Burnout" Pemain Jelang Laga Kontra Guinea

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia Vs Guinea, Berjuang untuk Olimpiade

Jadwal Timnas Indonesia Vs Guinea, Berjuang untuk Olimpiade

Timnas Indonesia
Skenario Timnas Indonesia ke Olimpiade, Satu Jalan Terakhir Garuda

Skenario Timnas Indonesia ke Olimpiade, Satu Jalan Terakhir Garuda

Timnas Indonesia
Kata Jonatan soal Hadapi Korea Selatan di Perempat Final Piala Thomas 2024

Kata Jonatan soal Hadapi Korea Selatan di Perempat Final Piala Thomas 2024

Badminton
Hasil Indonesia Vs Irak: Kalah 1-2, Garuda Muda ke Playoff Olimpiade 2024

Hasil Indonesia Vs Irak: Kalah 1-2, Garuda Muda ke Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Kebobolan, Garuda Tertinggal di Extra Time

Live Indonesia Vs Irak: Kebobolan, Garuda Tertinggal di Extra Time

Timnas Indonesia
Hasil Indonesia Vs Irak 1-1, Laga Berlanjut ke Extra Time

Hasil Indonesia Vs Irak 1-1, Laga Berlanjut ke Extra Time

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Nathan Bikin Penyelamatan Krusial, Skor Masih Imbang

Live Indonesia Vs Irak: Nathan Bikin Penyelamatan Krusial, Skor Masih Imbang

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak 1-1: Marselino Mengancam, Lemparan Arhan Diantisipasi

Live Indonesia Vs Irak 1-1: Marselino Mengancam, Lemparan Arhan Diantisipasi

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Irak: Gol Ivar Jenner Dibalas, Babak Pertama Tuntas 1-1

Indonesia Vs Irak: Gol Ivar Jenner Dibalas, Babak Pertama Tuntas 1-1

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Sengatan Justin Hubner Bahayakan Gawang Irak

Live Indonesia Vs Irak: Sengatan Justin Hubner Bahayakan Gawang Irak

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com