Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ferril Dennys Sitorus
Jurnalis Kompas.com

Wartawan olahraga, pencinta sepak bola.

Impian Jokowi di Sepak Bola yang Tercoreng Kekerasan

Kompas.com - 05/05/2017, 07:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorJalu Wisnu Wirajati


Aksi pemukulan dilakukan juga oleh Abduh Lestaluhu. Pemain PS TNI tersebut dilarang bermain selama lima laga plus denda Rp 10 juta karena memukul pemain Bhayangkara, Thiago.

"Saya juga diminta menyampaikan kepada teman-teman di PS TNI agar menghargai lawan dan keputusan wasit. Kami harus lebih dewasa lagi menanggapi keputusan wasit. Walau merugikan, tetapi harus menerimanya," kata Abduh seusai memberikan keterangan kepada Komdis PSSI.

Tindakan tak terpuji Abduh menyulut amarah suporter Bhayangkara FC yang notabene anggota kepolisian. Mereka melempar botol mineral ke arah bangku cadangan PS TNI. Imbasnya, panitia pelaksana pertandingan Bhayangkara didenda sebesar Rp 10 juta.

Tidak hanya di Liga 1. Pertandingan Liga 2 juga kerap diwarnai aksi brutal. Pemain Persiraja, Farry Komol, dilarang beraktivitas sepak bola di lingkungan PSSI selama dua bulan karena menyiram air kepada wasit.

Sanksi dua bulan divonis kepada pemain 757 Kepri Gerald Pangkali karena memukul dan menendang pemain PSPS Pekanbaru, Defri Rifki. Pemain Sragen United Andi Setiawan menerima sanksi serupa akibat menendang pemain Persis Solo, Dedi Cahyono, dengan menggunakan lutut.
 
Kekerasan tidak hanya terjadi di dalam lapangan, tetapi juga muncul di luar lapangan. Salah satu kasus yang terjadi adalah tindakan oknum suporter Persegres United yang melakukan pelemparan bus semen Padang hingga salah seorang pemain mengalami luka.

Rentetan kekerasan ini menambah coreng wajah persepakbolaan kita yang sedang berusaha untuk bangkit setelah setahun dibekukan FIFA. Sudah banyak contoh kasus kekerasan yang memakan korban hingga membuat sepak bola kita menjadi sorotan negatif media internasional.

Pada Mei 2014, salah satu media Spanyol, Marca, menampilkan berita mengenai meninggalnya pemain Persiraja Banda Aceh, Akli Fairuz. Akli meninggal dirumah sakit setelah terkena terjangan dari kaki PSAP Sigli, Agus Rohman. Akli meninggal disebabkan kebocoran kandung kemih akibat benturan keras.

Tragedi tersebut seperti insiden meninggalnya gelandang PKT Bontang, Jumaidi Abdi, pada 2009. Jumaidi diterjang dengan keras pemain Persela Lamongan saat kedua tim bertemu di Stadion Mulawarman, 7 Maret 2009.

Terjangan Deny Tarkas mengenai bagian perut Jumadi. Tak ayal, Jumadi langsung tak sadarkan diri dan meninggal setelah delapan hari dirawat di rumah sakit.

Hilangnya kepercayaan?

Save Our Soccer pernah membeberkan anilisis penyebab munculnya aksi kekerasan di sepak bola. Akmal Marhali sebagai Koordinator SOS pernah mengatakan, kasus kekerasan muncul karena hilangnya respek terhadap aparat pertandingan dan tingginya isu nonteknis di kompetisi sepak bola.

"Terjadi saling curiga terkait tingginya potensi match fixing di sepak bola Indonesia yang sudah menjadi rahasia umum, tetapi tak pernah dituntaskan," kata Akmal.

"Ini harus dituntaskan agar sepak bola kita lebih bermartabat, bukan malah menjadi barbar," tutur Akmal menambahkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Como Promosi ke Serie A, Andil Bos Terkaya Indonesia, Dua Juara Dunia

Como Promosi ke Serie A, Andil Bos Terkaya Indonesia, Dua Juara Dunia

Liga Italia
Persib Bidik Juara Liga 1, Berharap Tren Angka 4 dan Tuah Runner-up

Persib Bidik Juara Liga 1, Berharap Tren Angka 4 dan Tuah Runner-up

Liga Indonesia
Man United Vs Arsenal: Hanya Ada Juara di Otak Arteta

Man United Vs Arsenal: Hanya Ada Juara di Otak Arteta

Liga Inggris
Chievo Lahir Kembali, Kisah Cinta dari Sang Legenda Sergio Pellissier

Chievo Lahir Kembali, Kisah Cinta dari Sang Legenda Sergio Pellissier

Liga Italia
Faisal Halim Jalani Operasi Ketiga, Kondisi Membaik, Bisa Jalan Sendiri

Faisal Halim Jalani Operasi Ketiga, Kondisi Membaik, Bisa Jalan Sendiri

Internasional
Aji Santoso: Respek, Timnas U23 Indonesia Berjuang dengan Segala Upaya

Aji Santoso: Respek, Timnas U23 Indonesia Berjuang dengan Segala Upaya

Timnas Indonesia
Prediksi Skor Man United Vs Arsenal, The Gunners Pesta di Old Trafford

Prediksi Skor Man United Vs Arsenal, The Gunners Pesta di Old Trafford

Liga Inggris
STY Ungkap Target Indonesia Usai Debut Historis di Piala Asia U23 2024

STY Ungkap Target Indonesia Usai Debut Historis di Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Cesc Fabregas hingga Dennis Wise Rayakan Como 1907 Promosi ke Serie A

Cesc Fabregas hingga Dennis Wise Rayakan Como 1907 Promosi ke Serie A

Liga Italia
Saat Shin Tae-yong Masih Kesal dengan Wasit Indonesia Vs Guinea...

Saat Shin Tae-yong Masih Kesal dengan Wasit Indonesia Vs Guinea...

Timnas Indonesia
Prawira Bandung Juara Bertahan IBL yang Masih Tercecer

Prawira Bandung Juara Bertahan IBL yang Masih Tercecer

Sports
Shin Tae-yong Akui Belum Tanda Tangani Kontrak Baru dengan PSSI

Shin Tae-yong Akui Belum Tanda Tangani Kontrak Baru dengan PSSI

Liga Indonesia
One Pride MMA 78, Alan Lolo Bakal Mengenakan Baju Adat

One Pride MMA 78, Alan Lolo Bakal Mengenakan Baju Adat

Sports
Arsenal dan Man City Menderita, Liverpool Berpesta

Arsenal dan Man City Menderita, Liverpool Berpesta

Liga Inggris
Timnas U23 Indonesia Tiba di Tanah Air: Disambut Kalungan Bunga dan Suporter

Timnas U23 Indonesia Tiba di Tanah Air: Disambut Kalungan Bunga dan Suporter

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com