Masa Sulit di Pelita Jaya
Situasi sulit tersebut sebenarnya bukan ujian terberat Djanur. Pada 2012 ketika menjadi pelatih Pelita Jaya, diakui Djanur sebagai tahun tersulit selama berkarier di ranah sepak bola tanah air.
"Waktu itu saya jadi caretaker di Pelita Jaya, itu pengalaman paling sulit. Ketika itu, saya menyisakan 12 pertandingan dan tim berada di posisi ke-17. Pemain senior sudah out. Saya pakai mayoritas pemain U-21. Saya harus memenangi 9 dari 12 pertandingan hanya untuk lolos ke play-off," ujar Djanur berkisah.
"Play-off itu bebannya lebih berat ketimbang final. Akhirnya kami berhasil lolos play-off lawan Persiram Raja Ampat saat bermain di Palembang," tuturnya lagi.
Dengan berbekal pengalamannya itu, Djanur optimistis Persib bisa keluar dari lubang jarum. Dia pun meminta agar bobotoh paham dengan situasi sulit yang dihadapinya saat ini.
"Pokoknya mohon dukungan dan dimengerti keadaannya seperti ini. Dari awal sudah seperti ini, walau saya sudah berusaha. Saya tidak bisa memberikan semua kemenangan. Saya berdoa saja, pengalaman itu jadi optimisme untuk menatap ke depan setelah mengalami situasi sulit," tutur Djanur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.