Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

N'Golo Kante dan 2 Kegagalan Duet Jangkar Chelsea

Kompas.com - 17/07/2016, 07:47 WIB
Anju Christian

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Bukan tanpa alasan Chelsea rela menggelontorkan 32 juta poundsterling (sekitar Rp 553 miliar) untuk merekrut N'Golo Kante dari Leicester City, Sabtu (16/7/2016).

Statistik telah mengonfirmasi kemampuan gelandang asal Perancis itu dalam untuk memotong serangan lawan. Dicatat Squawka, dia melepaskan 155 intercept dan 126 tackle pada Premier League 2015-2016.

Tidak ada pemain di lima liga besar Eropa yang mampu melampaui catatan Kante khusus dua aspek tersebut.

Berbekal rapor impresif itu, Kante mengundang apresiasi kompatriotnya, Claude Makelele. Nama terakhir adalah gelandang jangkar andalan Chelsea dari 2003 hingga 2008.

"Saya seperti bercermin ketika melihat Kante. Namun, Kante harus menjadi diri sendiri. Apabila terus seperti ini, dia akan menjadi pemain kunci di klub besar Eropa," tutur Makelele sebagaimana dilansir Mirror, 13 Juni 2016.

Perekrutan Chelsea terhadap Kante merupakan pembenaran terhadap prediksi Makelele. Hanya, keputusan tim asuhan Antonio Conte turut dipicu oleh kebocoran filter di lini tengah.

Keunggulan Kante justru menjadi kelemahan duet jangkar reguler Chelsea, Cesc Fabregas dan Nemanja Matic. Kombinasi statistik mereka dalam hal intercept dan tackle bahkan tidak lebih baik dari Kante.

Ketidakmampuan Fabregas dan Matic sekaligus mereduksi rapor Chelsea secara keseluruhan. Hanya 517 intercept dan 402 tackle dilepaskan tim berjulukan The Blues di liga musim lalu.

Bahkan, untuk jumlah intercept, klub berjulukan The Blues menempati urutan ketiga dari bawah di Premier League.

Gawang yang dikawal Thibaut Courtois pun tidak lepas dari rantai kausalitas. Sebagai konsekuensi dari rendahnya usaha membendung serangan, Chelsea harus menanggung 53 kemasukan dari 38 pertandingan.

Taktik Conte

Kante tidak cuma menjadi jawaban terhadap kegagalan Fabregas, tetapi juga merupakan kepingan puzzle yang dibutuhkan dalam taktik Antonio Conte.

Pada Piala Eropa 2016, Italia asuhan Conte memeragakan tekanan dengan intensitas tinggi. Seolah sedang melakukan olahraga rugbi, pera pemain Gli Azzurri, julukan Italia, dilarang berhenti berlari.

Guna membuktikan dirinya klop dengan gaya tersebut, Kante diminta menjalani serangkaian maraton pada tes medis. Hasilnya, dia menuntaskan tiga seri tanpa berhenti.

Tidaklah mengherankan karena hasrat Kante untuk menjelajah lapangan sempat diakui oleh Manajer Leicester, Claudio Ranieri.

"Pemain ini tidak pernah berhenti berlari pada sesi latihan. Saya sampai berpikir bahwa dia memiliki baterai tersembunyi di balik celananya," tutur pria asal Italia itu seperti dilansir Guardian, 6 April 2016.

Apabila Kante memenuhi ekspektasi, Conte pun bisa menduplikasi lini tengah Juventus. Pada era Conte, dua pos gelandang klub berjulukan I Bianconeri hampir pasti menjadi milik Arturo Vidal dan Andrea Pirlo.

Kante bisa mengambil lakon Vidal yang piawai memutus serangan dan menjelajah lapangan, sedangkan Fabregas bisa menyerupai Pirlo, yang mengatur serangan dari kedalaman dan minim tugas bertahan.

Juara Danurwindo - Pemain yang Tepat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Indonesia
Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Timnas Indonesia
Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com