KOMPAS.com - Benarkah warna seragam klub sepak bola dapat meningkatkan peluang meraih kemenangan? Warna jersey dan mitos pembawa kemenangan ini sudah menjadi patokan sepanjang sejarah sepak bola dunia.
Konon, pilihan warna seragam sepak bola bukan hanya untuk membedakan tim. Meski sebuah tim punya dua set jersey, ada warna tertentu dari salah satunya yang akan menjadi identitas tim.
Manchester United, misalnya, mendapat julukan “The Reds Devil” dari warna merah kaos skuat tersebut sekalipun tim ini punya seragam berwarna lain.
Warna merah sangat populer di dunia sepak bola. Banyak tim besar memakai seragam memakai warna ini.
Meski bisa ditafsiri sebagai aura kemarahan, merah juga dianggap mewakili semangat dan bisa mendorong pemain lebih tertantang di lapangan. Bersamaan, warna merah yang menyolok akan membuat tim lawan tak nyaman sekaligus memberi kesan menakutkan.
Fakta tersebut menjadi perhatian peneliti dari University of Durham, Russell Hill dan Robert Barton. Mereka meneliti efek warna merah di dunia olahraga pada 10 tahun terakhir ini.
Hasilnya, seperti dikutip situs web community.dur.ac.uk, angka kesuksesan seorang atlet atau tim yang mengenakan baju tanding warna merah dinyatakan terlalu tinggi untuk sekadar disebut kebetulan atau keberuntungan semata.
Dari daftar 66 juara Liga Inggris, misalnya, sebanyak 42 di antaranya adalah tim yang memakai seragam berwarna merah. Di deretan para pemenang itu ada Liverpool, Manchester United, dan Arsenal.
Psikologi warna di lapangan
Dari sisi psikologi, warna memang memiliki arti tersendiri. Warna-warna itu bisa meningkatkan semangat dan juga mengundang reaksi dari lawan atau penggemarnya. Nah, kebanyakan tim sepak bola memakai warna menyolok.
Namun, tak hanya warna merah yang memenuhi “kebutuhan” menggugah nyali sekaligus menantang lawan di lapangan. Warna kuning ternyata juga punya efek yang memberikan dorongan semangat bagi pemakainya.
Di sepak bola, tim dengan jersey kuning ada Borussia Dortmund. Klub sepak bola dari Liga Jerman ini juga punya penggemar fanatik yang bahkan sampai sering membuat koreografi selama menonton pertandingan.
Warna lain jersey yang dianggap membawa kemenangan adalah putih. Lambang kelembutan ini mempunyai pula arti suci dan memberikan perasaan nyaman, sehingga menghadirkan aura positif bagi pemain yang memakainya.
Bagi penonton, sekalipun bukan penggemar fanatik tim tertentu, warna jersey di lapangan juga bisa berdampak kepada mereka. Efek ini dirasaka tak hanya oleh penonton di lapangan, tetapi juga mereka yang menyaksikan pertandingan lewat layar kaca.
Namun, bagi penonton di luar stadion, media tayang turut menjadi penentu efek yang akan mereka dapat dari warna jersey di lapangan. Terlebih lagi yang menontonnya lewat layar digital. (Baca: Kilas Balik “The Dress”, Jangan Tertipu Warna!).
Pada dasarnya, warna yang tertangkap mata adalah pantulan spektrum cahaya dari obyek yang dilihat. Di layar digital, warna tersebut merupakan hasil reproduksi dari campuran warna dasar digital dari teknologi yang diadopsi.
Karena itu, tak semua layar digital—darismartphone, komputer pribadi, maupun televisi—bisa memunculkan warna yang sama sebagaimana aslinya. Jangan khawatir, sekarang teknologi layar digital—termasuk di televisi—sudah jauh berkembang.
Panasonic Viera, misalnya, sudah memakai teknologi hexa chroma drive yang mengadopsi enam warna dasar digital, yaitu merah, hijau, biru, magenta, cyan, dan kuning. Dari teknologi tersebut dihasilkan reproduksi jutaan warna yang mendekati warna alami.
Nah, apakah mitos jersey pembawa kemenangan masih akan berlanjut di musim tanding ini?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.