Aksi itu dilakukan setelah PSSI, yang kini tengah dibekukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), memutuskan untuk menghentikan kompetisi sepak bola di Indonesia, Sabtu (2/5/2015). PSSI turut menyalahkan pemerintah yang tidak memberikan pelayanan untuk pelaksanaan pertandingan.
"Kami ingin Pak Presiden segera menyelesaikan masalah ini. Kami sangat miris masalah ini tidak selesai-selesai. Sebaiknya, Presiden turun tangan karena kondisi sepak bola di Indonesia sudah gawat," ujar Ketua Umum Jakmania, Richard Achmad Supriyanto, kepada Kompas.com.
Richard juga meminta agar para regulator sepak bola mengundurkan diri dari lembaganya masing-masing jika tidak memiliki niat untuk memperbaiki kondisi sepak bola Indonesia. Selain itu, ia juga berharap agar semua stakeholder dapat bersatu demi kemajuan sepak bola Indonesia.
"Kompetisi merupakan hiburan rakyat Indonesia dan pemersatu bangsa. Kami juga kasihan dengan nasib para pemain yang menggantungkan hidupnya dari Indonesia Super League (ISL)," kata Richard.
Kemenpora membekukan PSSI karena menilai induk cabang sepak bola tertinggi di Indonesia itu telah mengabaikan surat teguran tertulis yang dikeluarkan pemerintah. Salah satu isi surat itu adalah memerintahkan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya untuk memenuhi permintaan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
Arema dan Persebaya dinilai bermasalah sehingga tidak mendapatkan rekomendasi untuk ikut serta dalam ISL 2015. Kedua klub itu dinilai BOPI masih terkendala masalah tiga aspek wajib, yakni kontrak kerja profesional, dokumen keuangan, dan legalitas klub.
Pada 26 April, PT Liga Indonesia lalu memutuskan untuk menghentikan sementara semua laga ISL dan Divisi Utama. Penghentian itu terkait surat Menpora Imam Nahrawi mengenai larangan pemberian izin keramaian polisi untuk semua kompetisi sepak bola di bawah koordinasi PSSI.
Pada Senin (27/4/2015), Menpora menggelar rapat bersama perwakilan 18 klub ISL. Namun, rapat itu mengalami deadlock karena kedua kubu tidak menghasilkan kesepakatan terkait masalah induk penyelenggara kompetisi.
Klub-klub ISL ingin melanjutkan kompetisi di bawah naungan PSSI yang saat ini tengah dibekukan oleh pemerintah. Sementara itu, Menpora menginginkan kompetisi tersebut dijalankan di bawah pihaknya melalui tim transisi.
Pada Kamis (30/4/2015), Kemenpora meminta PSSI untuk kembali menggulirkan kompetisi ISL paling lambat 9 Mei mendatang. Namun, PSSI memutuskan untuk tetap menghentikan kompetisi dengan alasan force majeure.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.