Kekalahan tersebut menjadi akhir perjalanan Garuda Jaya di Piala Asia U-19. Target lolos ke Piala Dunia U-20 gagal sudah.
Hampir seluruh pemain larut dalam kesedihan. Di bahwa mistar gawang Indonesia, Ravi Murdianto terkulai lemas sambil menutup wajahnya.
Pelatih Jarot Supriadi tampak menghampiri Ravi untuk menenangkannya. Saking kecewanya, Ravi menjadi pemain pertama yang masuk ke ruang ganti.
Di tengah lapangan, pemain lain seperti Evan Dimas, Fatchu Rochman, dan Hargianto duduk dan terlihat menangis.
Suasana ini mengundang simpati Australia. Beberapa pemain Australia menunjukkan rasa solidaritasnya dengan membangunkan pemain Indonesia. Pelatih Australia, Paul Okon, tampak menenangkan Evan Dimas dengan sebuah tepukan. Indra dan seluruh staffnnya pun tampak sibuk menenangkan anak asuhnya.
Suasana ruang ganti pun diliputi kesedihan. Salah satu tim perlengkapan, Hasan Mughni, mengungkapkan, Ravi, Evan, dan Hargianto, menjadi pemain yang sulit ditenangkan.
"Hampir semua pemain menangis. Namun, mereka tidak menangis lagi setelah ditenangkan," tutur Mughni kepada Kompas.com.
Meskipun gagal, perjuangan Evan Dimas dan kawan-kawan tetap mendapatkan apresiasi tinggi dari suporter. Mereka berkumpul di depan bus untuk menyambut Timnas U-19.
Mereka terus bernyanyi untuk membangkitkan Timnas U-19. Salah satu nyanyian yang menarik ketika suporter bernyanyi,"Garuda jangan nangis. Garuda jangan nangis." Nyanyian tersebut dinyanyikan berulang-ulang.
Saat masuk ke bus, Timnas U-19 hanya merapatkan tangan sebagai tanda minta maaf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.