Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabinet Brasil Rapat Darurat

Kompas.com - 22/06/2013, 01:06 WIB

Rio de Janeiro, Jumat - Presiden Brasil Dilma Rousseff mengadakan rapat kabinet darurat, Jumat (21/6), sehari setelah seorang demonstran tewas dan sekitar 1,25 juta orang turun ke jalan di lebih dari 80 kota di seluruh negeri.

Rousseff mengadakan rapat darurat pejabat teras kabinetnya lebih dari satu pekan setelah gelombang demonstrasi itu dimulai. Rousseff nyaris tak tampak di mata publik sejak demonstrasi dimulai, selain memberikan satu pernyataan beberapa hari lalu bahwa unjuk rasa damai itu merupakan bagian dari proses demokratis.

Unjuk rasa massal, yang kadang berujung penuh kekerasan itu, berlangsung saat negara pencinta sepak bola itu menjadi tuan rumah bagi tim dari delapan negara peserta turnamen sepak bola Piala Konfederasi. Brasil menjadi tuan rumah sebagai persiapan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014.

Protes yang berlangsung di seluruh Brasil, Kamis malam hingga Jumat dini hari, itu diwarnai kekerasan saat massa mengungkapkan kemarahan pada berbagai masalah, mulai dari tingginya pajak, korupsi, hingga naiknya harga.

Seorang pengunjuk rasa tewas di Ribeirao Preto, Negara Bagian Sao Paulo, ketika sebuah mobil menabrak segerombolan demonstran. Tabrakan terjadi karena pengemudi berang perjalanannya terhalang pengunjuk rasa yang menutup jalan.

Marah

Banyak warga Brasil marah atas mahalnya persiapan untuk Piala Dunia dan Olimpiade 2016. Beberapa demonstrasi diadakan di luar stadion. Adapun unjuk rasa besar-besaran dijadwalkan pada Minggu tanggal 30 Juni di luar Stadion Maracana, Rio de Janeiro, tepat pada hari final Piala Konfederasi.

Di Rio, polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata dan peluru karet. Polisi menyerbu sekelompok besar demonstran setelah kelompok yang lebih kecil melempari para petugas dengan batu.

Seorang demonstran bertahan dan menantang polisi saat ribuan demonstran berlarian dalam panik. ”Jangan pakai kekerasan!” teriak demonstran itu sebelum menerima hantaman peluru karet di dadanya.

”Kalau Anda ingin aman, jangan datang ke Rio de Janeiro, jangan datang ke Piala Dunia, karena kalau Anda datang akan membantu pemerintah ini menembaki kami,” kata Rodrigo Neves (20), demonstran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com