Rousseff mengadakan rapat darurat pejabat teras kabinetnya lebih dari satu pekan setelah gelombang demonstrasi itu dimulai. Rousseff nyaris tak tampak di mata publik sejak demonstrasi dimulai, selain memberikan satu pernyataan beberapa hari lalu bahwa unjuk rasa damai itu merupakan bagian dari proses demokratis.
Unjuk rasa massal, yang kadang berujung penuh kekerasan itu, berlangsung saat negara pencinta sepak bola itu menjadi tuan rumah bagi tim dari delapan negara peserta turnamen sepak bola Piala Konfederasi. Brasil menjadi tuan rumah sebagai persiapan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014.
Protes yang berlangsung di seluruh Brasil, Kamis malam hingga Jumat dini hari, itu diwarnai kekerasan saat massa mengungkapkan kemarahan pada berbagai masalah, mulai dari tingginya pajak, korupsi, hingga naiknya harga.
Seorang pengunjuk rasa tewas di Ribeirao Preto, Negara Bagian Sao Paulo, ketika sebuah mobil menabrak segerombolan demonstran. Tabrakan terjadi karena pengemudi berang perjalanannya terhalang pengunjuk rasa yang menutup jalan.
Banyak warga Brasil marah atas mahalnya persiapan untuk Piala Dunia dan Olimpiade 2016. Beberapa demonstrasi diadakan di luar stadion. Adapun unjuk rasa besar-besaran dijadwalkan pada Minggu tanggal 30 Juni di luar Stadion Maracana, Rio de Janeiro, tepat pada hari final Piala Konfederasi.
Di Rio, polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata dan peluru karet. Polisi menyerbu sekelompok besar demonstran setelah kelompok yang lebih kecil melempari para petugas dengan batu.
Seorang demonstran bertahan dan menantang polisi saat ribuan demonstran berlarian dalam panik. ”Jangan pakai kekerasan!” teriak demonstran itu sebelum menerima hantaman peluru karet di dadanya.
”Kalau Anda ingin aman, jangan datang ke Rio de Janeiro, jangan datang ke Piala Dunia, karena kalau Anda datang akan membantu pemerintah ini menembaki kami,” kata Rodrigo Neves (20), demonstran.
Meningkatnya tekanan kepada pemerintahan Rousseff dari gelombang unjuk rasa jalanan terbesar di Brasil dalam 20 tahun terakhir ini membuat Rousseff membatalkan kunjungan kenegaraan ke Jepang, yang menurut rencana dilaksanakan pekan depan.
Menurut juru bicara polisi, seperti dikuti media setempat, lebih dari 1,25 juta orang berunjuk rasa hari Kamis di lebih dari 100 kota di negeri berpenduduk 194 juta jiwa tersebut.
Gelombang unjuk rasa dimulai pekan lalu sebagai protes kenaikan harga tiket bus. Namun, protes ini segera melebar menjadi imbauan untuk diakhirinya korupsi di pemerintahan. Desakan itu dipicu pengeluaran pemerintah federal sebesar 15 miliar dollar AS untuk menjadi tuan rumah Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014.
Gerakan ini tak memiliki warna politik dan tak ada kepemimpinan yang jelas. Sebagian besar demonstran anak muda kelas menengah yang berpendidikan.
Sekitar 300.000 demonstran berunjuk rasa ke balaikota di Rio de Janeiro. Di Brasilia, sekitar 30.000 orang berdemo, sedangkan di Salvador 20.000 orang.
Di Sao Paulo 110.00 orang turun ke jalan dalam protes yang umumnya damai, kecuali bentrokan antara sekelompok kaum kiri dan mayoritas demonstran yang keberatan akan hadirnya partai politik. ”Ini gerakan sosial, bukan gerakan politik,” kata seorang demonstran. ”Kami tak menginginkan partai-partai dalam demo.”