Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kenali Potensi Dirimu, Nak"

Kompas.com - 30/04/2013, 05:35 WIB

Setelah melihat pemain-pemain unik itu, bisa dipahami kenapa Ancelotti dan Zaccheroni (atau bahkan Alex Ferguson) mengidolai Gattuso. Gattuso memiliki karakter yang jarang dimiliki pemain lain, yaitu ambisi menjadi pemenang dan semangat pantang menyerah. Brian Laudrup, rekan Gattuso ketika di Rangers, mengakui bahwa Gattuso bukanlah pemain yang fantastis secara teknik, tetapi Gattuso adalah seorang pemenang, yang selalu menuntaskan tugasnya, dan sangat agresif. Atribut mental menjadikan Gattuso pemain yang dikenal saat ini: pernah menjadi juara dunia bersama Italia, dan beberapa kali juara bersama AC Milan. Gattuso tahu, secara teknik, ia tak bisa menandingi Zidane atau Pavel Nedved, tetapi ia punya karakter yang membuat orang berkualitas teknik di atas rata-rata angkat topi untuknya.

Poin tertinggi dari rekor statistik Gattuso adalah FC (Fouls Commited), yang berarti Gattuso memang pemain yang sangat sering melanggar lawan. Ini artinya, Gattuso memang digunakan sebagai perusak tempo lawan ketika menguasai bola. Para Juventini mungkin masih ingat bagaimana Gattuso "mematikan" Nedved ketika Milan menang 3-1 atas Juventus di bulan Oktober 2005 serie-A. Bahkan ketika itu Nedved harus ditarik keluar karena pergerakannya selalu dibayangi Gattuso sehingga tak bisa mengembangkan permainan baik dirinya maupun tim. Para Manchunian juga mungkin masih ingat ketika Cristiano Ronaldo dibuat tak berkutik oleh Gattuso pada pertandingan Liga Champions antara AC Milan dan MU pada 2007. Gattuso mungkin jarang terlibat dalam agresi Milan di lapangan, tetapi siapa pun yang mampu menghentikan The Czech Cannon atau Ronaldo jelas bukan orang biasa dan mampu berkontribusi bagi tim meraih kemenangan.

Entah apakah Gattuso bisa menemukan dan menunjukkan potensinya karena faktor internal atau eksternal. Yang jelas, karakter agresif seorang Gattuso telah membuat pelatih-pelatih di masanya melupakan kualitas teknis si pemain. Dengan kemampuannya itu, Gattuso bisa dipakai sebagai trade-off keseimbangan ‘menyerang-bertahan’ dengan Pirlo yang berposisi sebagai central regista. Dan, jika melihat perkembangan permainan Gattuso pada masa kejayaannya, Anda akan kagum karena Gattuso mampu memenuhi mencapai standar minimum dalam hal kualitas teknik, sehingga ia semakin bermanfaat bagi tim.

Kembali ke Gilberto, betul saya sempat meragukan kemampuan pemain ini, namun setelah mempelajari sepak bola modern, sebuah tim ternyata memang membutuhkan pemain yang mampu mengalirkan bola-bola ‘aman’ yang berfungsi untuk menstabilkan tempo. Peran ini dilakoni dengan sangat baik oleh Gilberto. Terlebih, statistik telah membuktikan bahwa variabel passes completed sangat dekat dengan kemenangan. Bukankah simple pass dari Gilberto ikut berkontribusi terhadap kuantitas passes completed yang tinggi dan kestabilan tempo tim?

Di dalam tactical football, tempo sangatlah penting. Banyak sekali input strategi yang berbasis pada tempo, sebut saja snake strategy, yaitu menjalankan tempo yang relatif lambat, untuk kemudian dihentak dengan tempo yang tinggi melalui akselerasi dan penetrasi yang sangat cepat, sehingga lawan ‘lengah’ dan terlambat dalam menghentikan pergerakan tim. Alex Ferguson pernah menegaskan bahwa ”delivery is everything”, menunjukkan bahwa kualitas tempo berpengaruh terhadap akurasi.

Ancelotti pernah memberikan tactical insight yang menggambarkan betapa ruginya sebuah tim ketika menghadapi lawan yang mampu menurunkan tempo permainan. "Saya selalu mengatakan kepada tim saya untuk menghindari segalanya yang bisa menurunkan tempo permainan. Mereka harus beraksi dengan cepat dan efektif di lapangan," ujar Ancelotti.

Tim-tim di Italia adalah pengguna setia strategi slow-the-tempo, beberapa kali mereka menggunakan strategi tersebut, dan berhasil. Contoh-contoh itu menunjukan betapa pentingnya peran seorang pemain yang mampu mengatur tempo di sepak bola modern, dan Gilberto melalui umpan-umpannya sukses menjaga tempo permainan tim-tim yang pernah dibelanya. Akhirnya saya sadar, Gilberto menemukan bahwa potensi dirinya bukanlah menjadi penggocek ulung macam Ronaldinho, melainkan seorang pengantar bola.

Masih banyak sebenarnya pesepak bola yang menyadarkan saya tentang arti sesungguhnya mengenai talenta dan kemampuan. Banyak orang tidak menyadari, bahwa di dalam dirinya terdapat kemampuan luar biasa dan bermanfaat untuk banyak orang. Apa yang terjadi jika dahulu Gilberto Silva memilih menjadi seorang striker? Apa juga yang terjadi bila David Beckham tidak berlatih khusus untuk mengasah akurasi umpan silang dan tendangan bebasnya? Dan apakah seorang Bastian Schweinsteiger akan setenar sekarang jika dulu ia lebih memilih olahraga ski es?

Einstein pernah berkata ”Jika anda menilai seekor ikan berdasarkan kemampuan memanjat pohon yang dimiliki monyet, sampai kapanpun ikan tersebut akan bodoh di mata Anda”. Prinsip serupa berlaku dalam sepak bola. Semua pemain sepak bola itu hebat, asal mereka tahu dan menerima potensi dirinya.

Saya jadi ingat nasihat Ibu saya yang selalu diulang-ulang dari dulu sampai sekarang: “Nak, kenali potensi dirimu. Semua manusia itu hebat, hanya saja ada beberapa manusia tidak tahu potensi dirinya”.

Mungkin nasihat Ibu saya itu sama dengan yang diterima Gilberto, Gattuso, dan Delap, dari ibu mereka masing-masing.

Penulis: Amal Ganesha, pemerhati sepak bola yang bercita-cita menjadi ketua umum PSSI.
Akun Twitter: @amalganesha

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Piala Asia U23 2024: STY Tak Terbebani Olimpiade, Mau Cetak Sejarah

Piala Asia U23 2024: STY Tak Terbebani Olimpiade, Mau Cetak Sejarah

Timnas Indonesia
Hasil MotoGP Spanyol 2024: Bagnaia Hattrick Menang di Jerez, Marquez Kedua

Hasil MotoGP Spanyol 2024: Bagnaia Hattrick Menang di Jerez, Marquez Kedua

Motogp
Prediksi Susunan Pemain Timnas U23 Indonesia Vs Uzbekistan, Tanpa Struick

Prediksi Susunan Pemain Timnas U23 Indonesia Vs Uzbekistan, Tanpa Struick

Timnas Indonesia
Hasil Inter Vs Torino: Diwarnai Kartu Merah, Calhanoglu Bawa Nerazzurri Menang

Hasil Inter Vs Torino: Diwarnai Kartu Merah, Calhanoglu Bawa Nerazzurri Menang

Liga Italia
Pemain Uzbekistan: Indonesia Tim Kuat, Jalan Laga Akan Ketat

Pemain Uzbekistan: Indonesia Tim Kuat, Jalan Laga Akan Ketat

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Uzbekistan, Tekad Witan dan Pelajaran Piala AFF 2022

Indonesia Vs Uzbekistan, Tekad Witan dan Pelajaran Piala AFF 2022

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik 'Gila' Uzbekistan

Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik "Gila" Uzbekistan

Timnas Indonesia
Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Liga Indonesia
Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Timnas Indonesia
Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Timnas Indonesia
3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Timnas Indonesia
Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Timnas Indonesia
Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com